Senin, 14 November 2016

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

A. Pengertian Istilah Pancasila Istilah pancasila pertama kali dikenal di dalam pidato Ir. Soekarno sebagai anggota Doktrit zu Tyunbi Tjosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 1 juni 1945 di Jakarta, badan ini kemudian setelah mengalami penambahan anggota menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dari uraian tersebut dinyatakan: Panca adalah Lima, Sila adalah Asas atau Dasar. Untuk Lebih jelas dikutip bagian pidato beliau tersebut : “ . . . . namanya bukan panca Dharma, tetapi nama ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya adalah Pantja Sila, Sila artinya asas atau dasar, dan diatas kelima dasar itu mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi. B. Perumusan- Perumusan Pancasila Perumusan pancasila itu menurut beberapa dokumen sejarah tidak sama sekali sama, mengalami perubahan-perubahan baik urutannya maupun kata-katanya. Berturut-turut dapat dilihat dalam : 1. Lahirnya pancasila,1 juni 1945 2. Piagam Jakarta, 22 juni 1945 3. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, 18 Agustus 1945 (berita Republik Indonesia II-7) 4. Mukaddimah konstitusi R. I. S. 31 Januari 1950 (Kepres R. I. S. tahun 1950 No. 48 L. N. 50-3) 5. Mukaddimah Undang-undang Dasar sementara Republik Indonesia (Undang-undang 15 Agustus 1950 No. 7 L. N. 50-56) 6. Dekrit presiden 5 juli 1959 “kembali kepada Undang-undang Dasar 1945” Yang padaalinea ke lima konsideran menyatakan bahwa : “ bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tanggal 22 juni 1945 menjiwai undang-undang dasar 1945, dan adalah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut”. C. Lahirnya Pancasila Adalah penamaan pidato Ir. Soekarno selaku anggota “Dokuritsu Zunbi Tyoosakai”atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia” yang diucapkan pada sidangnya yang pertama 28 s/d 1 juni 1945 di Jakarta. Sidang itu dipimpin oleh ketuanya Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat yang atas permintaan beliau agar badan itu merumuskan dasar-dasar dan tujuan filosofis dari negara yang akan merdeka itu. Pada bagian pidato itu disebutkan : “ saudara-saudara, apakah prinsip ke lima ? saya telah mengemukakan 4 prinsip ; 1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan. 3. Mufakat, atau Demokrasi. 4. Kesejahteraan social. Prinsip yang ke lima hendaknya : menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. D. Pengertian Dasar Negara Sesuai dengan pengertian paham organisme tentang negara, yakni negara adalah sesuatu yang hidup, tumbuh,mekar dan dapat mati atau lenyap, maka pengertian dasar negara meliputi arti sebagai berikut : a. Basis atau fundament negara b. Tujuan yang menentukan arah negara c. Pedoman yang menentukan cara bagaimana negara itu menjalankan fungsi-fungsinya dalam mencapai tujuan itu. Istilah presiden soekarno ialah” dasar statis“ dan “ Leitsatar dinamis “ di kutip sebagai berikut : “ . . . bahwa bagi Republik Indonesia, kita memerlukan satu dasar yang bisa menjadi dalam statis dan yang bisa menjadi Leitstar dinamis. Leitstar, bintang pimpinan”[1][1] E. Pancasila Sebagai Dasar Negara Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, sebagaimana di tegaskan oleh “ Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 : “ . . . . . maka di susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar Negara Republik Indonesia yang berkadaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada (garis dari penulis) : Ketuhanan Yang Maha Esa . . . . . . . dan seterus nya” Presiden soekarno dalam uraian “Pancasila Sebagai Dasar Negara” mengartikan dasar Negara itu sebagai Weltanshauung, demikian beliau berkata : “ saudara mengerti dan mengetahui, bahwa pancasila adalah saya anggap sebagai dasar dari pada Negara Republik Indonesia, atau dengan bahasa jerman : satu Weltanscahauung di atas mana kita meletakkan Negara Republik Indonesia” Weltanschauung suatu abstraksi, konsepsi atau susunan pengertian-pengertian yang melukiskan asal mula kekuasaan Negara, tujuan Negara dan cara penyelenggaraan kekuasaan Negara itu, di samping itu Weltanschauung berarti pandangan(filsafat) hidup dari suatu bangsa atau masyarakat tertentu. Pancasila dalam kedudukannya ini sering di sebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari negara,ideology negara atau (staatsidee). Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang ini, dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat,wilayah,serta pemerintahan negara. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum. Sehingga merupakan suatu sumber nilai,norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau convensi.Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum, Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran. Yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan dalam pasal-pasal UUD 1945, serta hukum positif lainnya. Kedudukan pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirinci sebagai berikut : - Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan asas kerokhanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945 dijelma lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran. - Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar 1945. - Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk para penyelenggara partai dan golongan fungsional memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran ketempat yang bunyinya sebagai berikut : “ . . . . . Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. - Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi penyelenggara negara, para pelaksana pemerintahan (juga para penyelenggara partai dan golongan fungsional). Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, karena masyarakat dan negara Indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat. Dengan semangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara sebagai pandangan hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerokhanian negara. Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia tersimpul dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang bunyinya sebagai berikut : “ . . . . . . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengertian kata” . . . Dengan berdasar kepada . . . “ hal ini secara yuridis memiliki makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir Pembukaan UUD 1945 tidak tercantum kata ’Pancasila’ secara eksplisit namun anak kalimat “ . . . dengan berdasar kepada . . . . “ ini memiliki makna dasar negara adalah Pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar negara Indonesia itu disebut dengan istilah Pancasila. Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan negara bahwa tujuan utama dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.Oleh karena itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, ketetapan No XX/MPRS/1966.( Jo Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan No. IX/MPR/1978). Di jelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum Indonesia yang pada hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta watak dari bangsa Indonesia. Selanjutnya dikatakannya bahwa cita-cita tersebut adalah meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu.Kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan social, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara.Cita-cita moral mengenai kehidupan ke masyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawantahan dari budi nurani manusia. Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melalui Sidang Istimewa tahun 1998, mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang tertuang dalam tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda dalam proses reformasi, yang meliputi berbagai bidang selain mendasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat (sila IV) juga harus mendasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Reformasi tidak mungkin menyimpang dari nilai Ketuhanan.Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan, bahkan harus bersumber kepadanya. DAFTAR PUSTAKA · Syahar, H.Syaidus, 1975, Pancasila Sebagai Paham Kemasyarakatan Dan Kenegaraan Indonesia, Alumni, Bandung. · Kaelan, 2003, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta. [1][1]Kaelan, 2003, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.hlm:29-46 [1][2]Syahar, H.Syaidus, 1975, Pancasila Sebagai Paham Kemasyarakatan Dan Kenegaraan Indonesia, Alumni, Bandung.hlm:110-112

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT A. Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Selama manusia hidup sebenarnya tidak seorang pun dapat menghindar dari kegiatan berfisafat. Jikalau berpendapat dalam hidup ini materialah yang essensial dan mutlak, maka orang tersebut berfilsafat materialisme. Jikalau berpandang bahwa kebenaran pengetahuan itu sumber rasio maka orang tersebut berfilsafat rasinalisme. Jikalau berpandang bahwa kenikmatan, kesenangan dan kepuasan lahiriah dalam hidup ini yang penting, maka berfilsafat hedonisme. Jikalau berpandang dalam hidup masyarakat maupun Negara yang penting adalah kebebasan individu yang bebas, maka berpandangan individualisme, liberalisme. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur, masing-masing unsure mempunyai fungsi sendiri-sendiri, mempunyai tujuan yang sama, saling keterkaitan (interrelasi) dan ketergantungan (interdependensi), sehingga merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Filsafat berasal dari bahasa yunani, yaitu philein (cinta) dan sophos (kebenaran, hikmah atau bijaksanaan). Jadi kata filsafat berarti cinta kebenaran atau cinta kebijaksanaan. Berdasarkan lingkup bahasannya filsafat terdiri dari dua makna yaitu:  Filsafat dalam arti produk: Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia. Sehingga manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber dari akal manusia, dan sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, dan pemikiran dari para filsuf misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme.  Filsafat dalam arti proses: Fisafat di artikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai objeknya. Cabang-cabang filsafat meliputi:  Metafisika: membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis, yang meliputi bidang-bidang ontology (membicarakan teori sifat dasar dan ragam kenyataan), kosmologi (membicarakan tentang teori umum mengenai proses kenyataan) dan anthropologi.  Epistemologi: membahas persoalan hakikat pengetahuan.  Metodologi: membahas persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.  Logika: membahas persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir yang benar.  Etika: berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.  Estetika: berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan. Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai sistem filsafat atau sebagai dasar negara kita merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bathin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. Filsafat Pancasila adalah filsafat yang mempunyai obyek Pancasila, yaitu obyek Pancasila yang benar dan sah sebagaimana tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Inti sila-sila Pancasila meliputi: Tuhan, yaitu sebagai kausa prima Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya. Fungsi Filsafat Pancasila: Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental/mendasar dalam kehidupan bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat. Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara atau tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan) Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan terlihat jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan bernegara). B. Bukti Pancasila sebagai sistem filsafat Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri suatu kesatuan bagian-bagian, bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, saling berhubungan dan ketergantungan, keseluruhannya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem), dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pancasila menjadi landasan dan falsafah dasar negara telah membuktikan dirinya sebagai wadah yang dapat menyatukan bangsa. Dengan Pancasila bangsa Indonesia diikat oleh kesadaran sebagai satu bangsa dan satu negara. Pancasila memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. 1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organis. Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia yaitu sebagai monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani, sifat kodrat sebagai mahluk individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi yang berdiri sendiri dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini terjadi karena manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti dari isi pancasila.Unsur hakikat manusia merupakan kesatuan yang bersifat organis dan harmonis. Sila-sila Pancasila merupakan penjelasan dari hakikat manusia monopluralis yang merupakan kesatuan organis maka memiliki kesatuan yang organis pula. 2. Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramidal. Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis sila-sila Pancasila merupakan rangkaian tingkat dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi sifatnya (kualitas). Sedangkan makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas sedemikian rupa sehingga urutannya tidak akan berubah.Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan memenuhi sebagian sistem filsafat. Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal maka sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah ketuhan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan sosial sehingga di dalam setiap sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya. Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal : Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga, keempat dan kelima. Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima. Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima. Sila keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, meliputi dan menjiwai sila kelima. Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat. 3. Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada setiap sila terkandung keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi : Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan Ini merupakan bukti bahwa sila-sila Pancasila merupakan kesatuan atau sebagai Sistem Filsafat. SUMBER ARTIKEL : id.scribd.com/doc/137915754 (GOOGLE) ml.scribd.com/doc/54257633/Pancasila-Sebagai-Sistem-Filsafat (GOOGLE)

Pancasila sebagai ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi Negara A. Pengertian Pancasila Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular, dalam buku Sutasoma ini, selain mempunyai arti“Berbatu sendi yang lima” (dari bahasa Sangsekerta) Pancasila juga mempunyai arti “Pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu sebagai berikut: 1. Tidak boleh melakukan kekerasan 2. Tidak boleh mencuri 3. Tidak boleh berjiwa dengki 4. Tidak boleh berbohong 5. Tidak boleh mabuk minuman keras / obat-obatan terlarang Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.sebagai dasar negara maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan pemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada Pancasila, namun berdasrkan kenyataan, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut telah dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan kita teruskan sampai sekarang. Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dijadikan Dasar Negara Indonesia. B. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Dalam pengertian ini, Pancasila disebut juga way of life, weltanschaung, wereldbeschouwing, wereld en levens beschouwing, pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan hidup dan petunjuk hidup.Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang.Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindakn pembuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila.Hal ini karena Pancasila Weltanschauung merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis. C. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia Pancasila sebagai falsafah negara (philosohische gronslag) dari negara, ideology negara, dan staatside.Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan atau penyenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, yang dengan jelas menyatakan “……..maka sisusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu udang-undang dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suat susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada…..” Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia mempunyai beberapa fungsi pokok, yaitu: 1. Pancasila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP No.XX/MPRS/1966 dan ketetapan MPR No.V/MP/1973 serta ketetapan No.IX/MPR/1978.merupakan pengertian yuridis ketatanegaraan 2. Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat sosiologis) 3. Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis dan filosofis). D. Sila – Sila Pancsila 1. Sila Katuhanan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manuasia percaya dan taqwa terhadap Tuhan YME sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab Kemanusiaan yang adil dan beradab menunjang tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan –kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat dan bekerja sama dengan bangsa –bangsa lain. 3. Sila Persatuan Indonesia Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. 4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan Manusia Indonesia menghayati dan menjungjung tinggi setiap hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus menerimannya dan melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab.Disini kepentingan bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan.Pembicaraan dalam musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Dalam melaksanakan permusyawaratan, kepercayaan diberikan kepada wakil-wakil yang dipercayanya. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. E. Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Secara ringkas proses perumusan tersebut adalah sebagai berikut : a. Budianto, 2006, “Pendidikan Kewarganegaraan”, Erlangga, Jakarta. Mr. Muhammad Yamin, pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 menyampaikan rumusan asas dasar Negara sebagai berikut : 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat Setelah menyampaikan pidatonya, Mr Muhammad Yamin Menyampaikan usul tertulis Naskah rancangan undang-undang dasar . didalam pembukaan rancangan UUD itu tercantum lima asas dasar Negara yang berbunyi sebagai berikut : 1. Ketuhanan yang maha esa 2. Kebangsaan persatuan Indonesia 3. Rasa kemanusian yang adil dan beradab 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan 5.undangg-undang Dasar. Di dalam pembukaan Rancangan UUD itu tercantum lima asas dasar Negara yang berbunyai sebagai berikut : 1. Ketuhanan yang Maha Esa 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia 3.Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab 4.kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah dan Kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan b. Budianto, 2006, “Pendidikan Kewarganegaraan”, Erlangga, Jakarta. Mr Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945 antara lain pidatonya menyampaikan usulan lima dasar Negara, yaitu sebagai berikut : 1. Paham Negara Kesatuan 2. Perhubungan Negara dengan Agama 3. Sistem Badan Permusyawaratan 4. Sosialisasi Negara 5. Hubungan antar bangsa c. Ir. Soekarno, dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945 mengusulkan rumusan dasar Negara adalah sebagai berikut : 1. Kebangsaan atau Perikemanusiaan 2. Internasional atau Perikemanusiaan 3.Mufakat dan Demokrasi 4.Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang berkebudayaan DAFTAR PUSTAKA 1. Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara Sekolah Menngah Umum. Surakarta; PT. Pabelan. 2. Pangeran Alhaj S.T.S Drs., Surya Partia Usman Drs., 1995. Materi Pokok Pendekatan Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud. 3. NN. Tanpa Tahun. Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila. Sekretariat Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II/MPR/1987. 4. Budiyanto, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan, Erlangga, Jakarta. Winarno, S.Pd. M.Si. 2008, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, PT. Bumi Aksara, Jakarta 5. Muhammad Yamin Notonegoro, Ir. Seokarno Berdasarkan Termilogi 6. Prof. Dr. Roland Peanak, dalam bukunya “ Demokratic political Theory”. Memberi makna ligature sebaga i Ikatan Budaya” atau Cultural bond. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2025686-contoh-makalah-pancasila-kedudukan-pancasila/#ixzz1Zn6RKfdd

PENGEMBANGAN MEDIA

PENGEMBANGAN MEDIA A. Media Berbasis Visual Visualisasi pesan, impormasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat di kembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto,gambar/ ilustrasi, sketsa/ gambar garis, grafik,bagan,chat,dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.sementara itu,grafik merupakan refresentasi simbolis dan artistik sesuatu objek atau situasi. Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan evektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu.hal ini hanya dapat dicapai dengan megatur dan mengorganisasikan gagasan-gasan yang timbul,merencanakannya dengan saksama,dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisi objek,konsep,informasi,atau situasi.dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu,antara lain prinsip kesederhanaan,keterpaduaan,penekanaan,dan keseimbanggan.unsur-unsur visual yang selanjutnya perlu dipertimbangkan adalah bentuk,garis,ruang,tekstur,dan warna. Kesederhanaan Secara umum kesederhanaan itu megacu kepada jumlah ilemen yang terkandung dalam suatu visual.jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu.pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi kedalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami,demikian pula teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi (misalnya antara 15 samapi dengan 20 kata).kata-kata harus memakai hurup yang sederhana dengan gaya hurup yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan atau pun serangkaian tampilan visual.kalimat-kalimatnya juga harus ringkas tetapi padat,dan mudah dimegerti Keterpaduaan Keterpaduan megacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.elemen-elemen itu harus saling terkait menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat membantu pemahamaan pesan dan informasi yang dikandungnya. Penekanaan Meskipun penyayian visual dirancang sesederhana mungkin,seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanaan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatiaan siswa. Keseimbangan Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruangan penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.keseimbangan yang keseluruhanaanya simetris disebut keseimbangan formal.keseimbangan seperti ini menampakan dua bayangan visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu,keseimbangan formal cenderung tamapak statis.sebaliknya,keseimbangan informal tidak keseluruhaannya simetris-memberikan kesan dinamis dan dapat menarik perhatian.pengembangan visual dengan keseimbangan informal memerlukan daya imajinasi yang lebih tinggi dan keinginan bereksperimen dari perancang visual. Bentuk Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karena itu,pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan,informasi atau isi pelajaran perlu diperhatikan. Garis Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus. Tekstur Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus.tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya dengan warna. Warna Warna merupakan unsur visual yang penting,tetapi ia harus digunakan dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik.warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan,atau untuk membangun keterpaduan.disamping itu,warna dapat mempertinggi tingkat realisme objek atau situasi yang digambarkan menunjukan akan persamaan dan perbedaan,dan menciptakan respons emosional tertentu.ada tiga hal penting yang harus diperhatikan ketika menggunakan warna,yaitu (1)pemilihan warna khusus (merah,biru,kuning,dan sebagainya),(2)nilai warna(tingkat ketebalan dan ketipisan warna itu dibandingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut),dan(3)intesitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan dampak yang diinginkan. a.Gambar Gambar yang dimaksudkan disini termasuk foto,lukisan/gambar,dan sketsa(gambar garis).tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa. Gambar jadi Materi pelajaran yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi yang dapat diperoleh dari sumber yang ada. Gambar-gamabar dibawah ini dari majalah, booklet, brosur, selebaran, dan laian-lain mungkin daoat memenuhi kebutuhan kita. Jika pada saat ini belum memiliki clipping gambar, sebaiknya kita mulai mengumpulkan gambar dari berbagai disiplin ilmu. Dari berbagai sumber tersebut diatas, diharapkan tersdia gambar yang sesuai dengan isi pelajaran. Dengan gabungan dari potogan dua gambar atau lebih kebutuhan terhadap gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan dapat terpenuhi. Hal penting yang harus selalu diperhatikan adalah hak cipta atas gambar yang akan digunakan. Jika gambar-gambar yang akan digunakan itu memiliki hak cipta, kita perlu meminta izin kepada pemegang hak cipta itu. Gambar yang dikumpulkan dan dipilih untuk digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran sebaiknya difotokopi. Gambar- gambar itu kemudian digabung dengan label judul dengan huruf-huruf lekat (misalnya, lugios). Hasilnya dapat difotokopi atau di foto kemudian di cetak diatas kertas foto berarti yang baik diatas kertas fotografi yang baik dengan ukuran yang diingkan. Meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan kesenian atau melukis, kita dapat membuat gfambar sederhana yang merupakan sketsa atau gambar garis (stick figure). Gambar garis, kendatipun amat sederhana dapat menunjukan aksi atau sikap dengan dampak yang cukup baik. Dengan gambar garis kita dapat menyampaikan cerita atau pesan-pesan penting. Disamping gambar garis dapat dibuat langsung pada papan tulis ketika berada dikelas, gambar juga dapat dipersiapkan lebih dahulu pada lembaran karton atau kertas yang sesuai. Dalam membuat gambar garis ciri utama objek, aksi, atau situasi yang ingin dilukiskan harus tetap ada. Wajah yang ceria dapat dibedakan dari wajah yang cemberut dengan dengan garis-garis melengkung pada pada wajah (misalnya mulut dan alis). Dalam uraian berikut dikemukakan salah satu cara pengunaan papan tulis secara efektif untuk menghindari pekerjaan menulis dan mengambar dipaapn tulis, semua kegiatan pelajaran harus dirancang dengan baik, dan pemakain papan tulis itu menjadi bagian dari rencana pemebelajaran. Paapn tulis sebaiknya dibagi kedalam beberapa bagian, tiga atau empat bagian. Misalnya, papan tulis dibagi dengan bentuk huruf H besar, sehingga terdapat empat bidang. Satu dibidang digunakan sebagai bagian permanen yang digunakan untuk konsep atau rumus yang akan selalu dirujuk, dan dirujuk kembali, selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Misalnya pola kalimat atau daftar kata-kata. Informasi pada bidang permanen ini dapat pula menjadi alat penyegar ingatan siswa pada saat pelajaran akan berakhir setelah melakukan berbagai kegitan dan latihan. Bidang kedua dari papan tulis digunakan untuk mengambar atau membuat gambar garis yang dapat ditampilkan selama diperlukan. Bidang lainnya digunakan untuk menuliskan atau mengambarkan konsep atau informasi yang segera dihapus setelah siswa selesai menyalinnya. Fotografi Foto seperti halnya bentuk visual bentuk visual lainnya dapat ditemukandari berbagi sumber, seperti surat kabar, majalah, brosur, dan buku-buku. Dengan demkian, foto dapat dipeoleh dengan mudah untuk digunakan secara efektif sebagai media pembelajaran. Sebagai media pembelajaraan, foto haruslah dipilih dan dignakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian foto bisa memenuhi fungsinya untuk membangkitkan motivasi dan minat siswa, mngembangkan kemampuan siswa berbahasa, dan membantu siswa menafsirkan serta mengingat isi pelajaran yang berkenaandengan foto-foto tersebut. Disamping siswa dapat mengunakan foto secara perorangan, foo dapat pula digunakan secara brkelompok terutama untuk melancarkan kegiatan diskusi tentang isi pelajaran. Diskusi tentang jenis-jenis spesies tertentu dari binatang akan berjalan efektif apabila disertai dengan foto-foto berbagai jenis binatang yang termaksud spesies yang sedang dibicarakan. Untuk menunjukan berbagi jenis gaya bangunan (arsistek) islam atau perbedaan gaya arsistek dari berbagai negara dan jaman, misalnya foto dapat digunakan dengan efektif. Foto yang digunakan sebagai media pembelajaran harus artistik dalam arti foto tersebut mempertimbangkan faktor-faktor seperti komposisi, pewarnaan yang efektif, dan teknik pengambilan dan pemrosesan yang baik selanjutnya, foto harus cukup besar dan jelas untuk kelompok siswa yang dihadapi. Foto harus jelas karena hanya dengan ketajaman dan kontras yang baik yang dapat memberikan ketepatan dan rincian yang memadai untuk mengambarkan kenyataan yang ditambpikannya. Kebenaran foto atau validitas foto mengambarkan keadaan yang sesungguhnya, bukanlah foto seuatu objek atau peistiwa yang dibaut-buat atau didramatisasi. Apabila pemotretan dilakukan sendiri dalam rangka mengembangkan foto sebagi media pembelajaran, maka beberapa hal teknis perlu diperhatikan. Terutama kita harus mengenal bagian-bagian utama dari kamera yang akan digunakan, seperti lensa bidik, pengatur fokus, pengatur kecepatan dia fragma, ombol jepret, pemutar filem dudukan lampu blitz, dan mengatur jarak. Selanjutnya pada saat megambil foto (memotert) kita harus memperhatikan faktor-faktor cuaca kecepatan, dan jarak. Cuaca sangat menentukan diafragma (bukan jendela tempat cahaya masuk lensa). Pada saat cuaca terang menderang ukuran diafragma berangka besar, misalnya 16, dan pada saat cuaca mendung atau dalam arena terlindung pohon diafragma 4. Selanjutnya kecepatan (lamanya jendela lensa terbuka) juga ditentukan oleh cuaca dan angka ada dia fragma. Pada saat cuca terang dengan diafragma 16, angka kecepatan dapat distel pada 250 (artinya kecepatan sperduaratus liam detik) semakin gelap (mendung) cuaca semakin lama lensa terbuka misalnya 60 (sperenam puluh detik). Faktor jarak merupakan patokan ketika dalam mengambil gambar. Biasanya pada lensa kamera terdapat angka-angka yang menunjukan jarak anatara kamera dan objek yang akan dipotret. Pemotertan dan komposisi gambar Keefektifan foto sebagai media pemb elajaran dipengaruhi dua aspek yang berhubungan dengan komposisi gambar yaitu pembidangan gambar secara secara keseluruhan dan pengaturan unsur-unsur penting yang ingin diliput dalam gambar dari segi pembidangan gambar perlu diperhatikan titik pandang yang terbaik u ntuk pengambilan gambar dan sberapa banyak wilayah yang harus diliput. Objek yang dipotert sebaiknya berada ditengah-tengah bidang wilayah gambar penempatan objek akan memberikan pesan tertentu dilihat dari jarak dan ukuran gambar objek yang diinginkan, cara pemotertan dasar dibagi menjadi tiga , yaitu pemotertan jauh, pemotetan jarak tengah dan pemotertan jarak dekat. Prinsip-prinsip pengaturan gambar sebagai berikut (kemp dan Dayton, 1985:94-95): 1. Kebanyakan materi visual secara normal memiliki format horizontal. Usahakan supaya tidak mencampurkan format horizontal dan format vertikal dalam satu seri gambar atau filem bingkai. 2. Usahakan agar gambar itu hanya menfokuskan pada satu objek utama atau pusat perhatian. Hilangkan semua unsur-unsur sekunder dan pusatkan pada satu hal pokok. 3. Karena siswa tidak memiliki cara tertentu untuk menilai ukuran objek yang tak dikenal dalam gambar, perlu memasukan beberapa objek yang biasa/lazim bagi siswa ke dalam gambar sebagai perbandingan. 4. Jaga supaya latar belakang tetap sederhana. Hilangkan semua latar belakang yang membingungkan dengan memindahkan objek-objek yang menganggu, pasang layar sebagai latar belakang, atau jadikan latar belakang itu tidak berfokus (kabur) dengan menggunakan angka diafragma yang kecil untuk mengendalikan wilayah yang berfokus. 5. Masukan beberapa layar depan untuk menciptakan kesan kedalam (utamanya untuk pengambilan gambar dengan LS). Latar depan membantu menyeimbangkan gambar dan membuatnya menarik. 6. Jadikanlah gambar itu dinamis (tidak statis) dengan meragamkan posisi atau sudut pengambilan gambar. Perubahan sudut pemotretan menciptakan kesan dinamis dan memberi ragam dan variasi terhadap komposisi gambar. 7. Jika mengambar aksi, usahakan agar ada ruang yang memadai di depan atau daerah arah aksi itu. 8. Rasakan dan gunakan akal sehat dalam menentukan kompsisi gambar. Pikirkan apa yang ingin dicapai dengan gambar itu barulah tetapkan posisi kamera atau sudut pengambilan gambar. Jika perlu, coba dengan dua atau tiga posisi dan satu sudut pandang kamera. b. Chart dan Bagan Chart sering terdapat dalam buku-buku pelajaran dan materi pelajaran lainnya. Chart harus mempunyai tujuan pembelajaran yang ditentukan dengan jelas. Bagi siswa yang berusia muda suatu chart harus berisikan hanya satu konsep atau gambaran konsep. Sebaiknya chart itu ditekan hingga hanya berisi informasi verbal atau visual yang minimum untuk dapat dipahami. Jika ingin mengungkapkan beberapa gagasan atau konsep, sebaiknya dibaut serangkain chart sederhana. Informasi pembelajaran dan pesan-pesan isi pelajaran dikomunikasikan melalui salura visual. Berikut disajikan beberapa macam chart dan bagan. 1. Bagan organisasi menunjukan hubungan atau rantai perintah/komando dalam suatu organisasi seperti perusahaan, organisasi sosial, lembaga pemerintah. 2. Chart klasifikasi miring degan bagn organisasi, tetapi umumnya digunakan untuk mejelaskan atau mengelompokan objek, peristiwa, atau spesis. 3. Garis (alur) waktu mengambarkan hubungan kronologis antara peristiwa-peristiwa yang terjadi. 4. Bagan alir (flowchart) adalah bagan proses yang menunjukan suatu urutan, prosedur, atau aliran proses 5. Tabel berisikan informasi angka-angka atau data. Tabel merupakan media yang sangat baik untuk menunjukan informasi waktu yang ditampilkan dalam bentuk kolom-kolom. B. Media Berbasis Audio-Visual Media audio dan audio-visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan untuk : 1. Mengembangka keterampilan mendengar, dan mengevaluasi apa yang telah didengar. 2. Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan menggunakan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi. 3. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa. 4. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah. a. Radio dan Tape Media audio dapat di gunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan media sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Meskipun tidak ada prosedur baku tentang penggunaan bahan-bahan audio, sebaiknya materi audio itu di sajikan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : Mempersiapkan diri. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi. Salah satu caranya adalah dengan memeriksa dan mencobakan materi itu, membuat catatan tentang hal-hal penting yang tercakup dalam materi audio, dan menentukan apa yang akan di gunakan untuk membangkitkan minat, perhatian dan motivasi siswa. Membangkitkan kesiapan siswa. Siswa di tuntun agar memiliki kesiapan untuk mendengar. Variasi lain dalam mempersiapkan murid untuk mendengar yaitu : (1) mengidentifikasi materi – judul, peserta, atau keadaan yang terjadi (2) memberikan informasi latar belakang yang menarik tentang program itu (3) membahas secara singkat bersama siswa mengenai topik dan memunculkan pertanyaan kunci yang jawabannya dapat di peroleh dari materi audio (4) membuat di papan tulis daftar kata-kata kunci atau frase kunci di dalam bahan audio (5) menjelaskan mengapa siswa harus mendengarkan materi audio, kaitan dengan pengetahuan dan tugas siswa, yang harus di lakukan, dan bagaimana dapat memperoleh keuntungan dari materi itu. Mendengarkan materi audio. Menuntun siswa untuk menjalani pengalaman mendengar dengan waktu yang tepat atau dengan sedikit penundaan antar pengantar danmulai proses mendengar. Diskusi (membahas)materi program audio. Diskusi di mulai secara informal dengan mengajukan pertanyaan umum setelah selesai mendengar program audio. Diskusi ini di akhiri dengan meminta satu atau dua orang siswa memberikan rangkuman (intisari) program audio itu. Menindak lanjuti program. Umumnya, diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program mengakhiri kegiatan mendengar. Untuk membuat kegiatan di luar kelas atau di rumah lebih efektif dan produktif, dengan teknik : (1) melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan dengan pemilihan rekaman dan siaran radio yang baik (2) menghubungkan kegiatan mendengar dengan tugas-tugas sekolah (3) mendiskusikan dan memeriksa cara di man kebiasaan belajar di rumah bisa di tingkatkan. b. Kombinasi slide dan suara Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah di produksi. Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat di gunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional. Keefektifan penyajian pelahjaran melalui multimedi seperti ini memerlukan perhatian khusus kepada faktor-faktor : a) Sajikan konsep-konsep dan gagasan satu persatu. b) Gunakan bidang penayangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu untuk menyampaikan pesan materi pembelajaran. c) Susunlah unsur-unsur gambar itu dan aturlah hubungan antar unsur-unsur itu, dengan pertimbangan bahwa pesna utama di letakkan di tengah layar dan informasi lainnya pada ruang di sisi ruangan. d) Pilihlah slide yang berkualitas baik menurut teknis dan estetis. e) Pilihlah musik yang dapat menyentuh praasn untuk penyajian, tetapi perhatikan jangan sampai musik mengatasi narasi. f) Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dalam penyajian. g) Jangan terlalu banyak narasi; biarkanlah gambar-gambar yang menyajikan informasi atau pesan-pesan. h) Dalam beberapa hal, penggunaan lebih dari satu suara dalam narasi akan membuat penyajian lebih dinamis. Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran slide tape yang sederhana : 1. Menganalisis karakteristik siswa. 2. Menetapkan tujuan pembelajaran. 3. Setalah meneyelesaikan kedua langkah tersebut, guru sudah memiliki gagasan yang jelas tentang bagaimana penyajian itu akan digabungkan kedalam rencana pembelajaran keseluruhan. 4. Dengan kartu indeks, buatlah sketsa kasar gambar visual yang muncul pada saat membayangkan bagian-bagian utama bahasan pelajaran. 5. Pada bagian bawah sketsa tulisan pernyataan singkat yang dapat menangkap butir inti yang ingin disajikan. 6. Buatlah 1 kartu untuk gagasan yang menuntun kedalam kandungan isi yang baru saja dibuat sketsanya, kemudian buatlah yang lain mengikuti yang pertama. 7. Jika tidak ada lagi gagasan dalam mata rantai pertama, pindahlah kegagasan utama yang kedua yang belum masuk kedalam urutan diatas. 8. Aturlah kartu-kartu itu menurut urutannya yang logis. 9. Edit dan revisi kartu-kartu rencna tadi dengan mempertimbangkan aspek kepraktisannya. 10. Gunakan catatan untuk mempersiapkan naskah audio. 11. Latih penyajian media pembelajaran ini beberapa kali dengan mengandaikan kartu-kartu itu sebagai slide yang ditayangkan dilayar. c. Grafik Grafik menampilkan sajian visual data angka-angka. Ada 4 macam grafik utama yaitu : 1. Grafik batang Grafik batang dapat di gunakan pada siswa SD dan SLTP. Grafik ini di buat dengan menggunakan batang sebagai gambaran kelompok data secara fertikal atau horizontal. 2. Grafik garis Merupakan grafik yang paling tepat dan paling sering di gunakan untuk melukiskan kecendrungan atau membandingkan dan menghubungkan dua kelompok data. 3. Grafik lingkaran Salah satu penggunaan khusus grafik lingkaran adalah untuk menggambarkan informasi mengenai porsi (alokasi) penggunaan dana yang tersedia. 4. Grafik gambar Merupak bentuk alternatif dari grafik batang dimana serangkaian gambar sederhana di gunakan untuk melukiskan nilai. d. Transparansi Transparansi merupakan gambar/film besar yang diproyeksikan oleh penyaji (guru) untuk memvisualisasikan konsep, proses, faksa, statistik, kerangka outline, atau ringkasan didepan kelompok kecil atau kelompok besar. Tehnik pembeutan transparansi dapat digolongkan kedalam teknik pembuatan langsung dan teknik tidak langsung. Pembuatan tranparansi langsung secara manual merupakan cara paling murah dan sederhana, yaitu dengan lamgsung menggambar (membuat visual dalam format yang diinginkan) diats lembaran transparansi dengan spidol kusus. Tehnik tidak langsung adalah memindahkan gambar atau bentuk visual yang sudah ada atau yang telah dipersiapkan pada bahan lain dengan cara membuat kopinya terlebih dahulu. Ada beberapa cara pembuatan transparansi tidak langsung, yaitu transfer tempel, transfer kopi, transfer kimiawi, dan transfer elektronik. Transfer sampel proses transfer tempel menggunakan huruf dan simbol serta grafis yang terdapat di pasaran dengan berbagai merek dagang seperti 3-M, mecanorma, atau Letraset. Rugos merupaka huruf gosok produksi dalam negeri yang cukup baik kualitasnya. Transfer kopi. Dilakukan dengan cara menkopi transparansi yang sudah tersedia atau bahan visual yang dirancangkan secara khusus diatas kertas biasa semakin jelas hasil rancangan diatas kertas semakin terang hasil kopinya diatas transparansi. Transfer kimiawi. Cara klasik yang digunakan dalam proses transfer kimiawi adalah proses “diazo”. Proses ini memerlukan film diazo yang peka terhadap cahaya ultraviolet, lampu sorot yang mengandung ultraviolet atau sinar matahari, amonik 28 %, kaca penjepit, dan stoples atau tabung kaca untuk penguapan film dengan amoniak. Transfer elektronik. Teknik yang dewasa ini semakin tersedia adalah melalui komputer. Pembuatan transparansi dengan sistem komputer memerlukan perangkat komputer dengan ploter atau printer induk atau laser. Sumber Referensi: Arsyad Azhar.2013.Media Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo Persada. Website :

MEDIA BERBASIS KOMPUTER DAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER SERTA INTERACTIVE VIDEO

MEDIA BERBASIS KOMPUTER DAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER SERTA INTERACTIVE VIDEO A. Pengertian Media Berbasis Komputer Pada tahun 1964, seorang ahli psikologi dari aliran behaviorisme yang ternama. B.F. Skiner menciptakan pembelajaran terprogram (berprograma) atau programmed instruction. Sistem pembelajaran terprogram memungkinkan interaksi siswa dengan siswa dan interaksi siswa dengan guru yang dilakukan secara langsung, tetapi melalui program yang bisa berbentuk tulisan, rekaman radio, film, mesin mengajar dan sebagainya. Prinsip yang digunakan sejalan dengan prinsip belajar yang dikembangkannya, yaitu conditioning operan, adalah siswa belajar melalui serangkaian stimulus-respon dan dalam programa itu respon dari suatu stimulus (pertanyaan) ditemukan sendiri oleh siswa. Dalam program ini diberikan “kunci jawaban” yang bisa diperiksa siswa setelah merespon, sehingga siswa mengetahui apakah responnya benar atau salah. Program yang dikembangkan oleh Skinner itu di kenal dengan Program Linier. Program linier ini dapat pula bercabang (branching). Model-model pembelajarn terprogram, baik program linier maupun branching inilah yang sangat mewarnai pengembangan perangkat lunak dalam sistem pembelajaran berasaskan komputer. Pada umumnya dalam bidang pendidikan, penggunaan teknologi berbasis komputer merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor, di mana informasi atau materi yang disampaikan disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan. Berbagai jenis aplikasi teknologi komputer dalam pendidikan umumnya dikenal dengan istilah ”Computer Asissted Instruction (CAI)” atau Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)”. Dalam pembelajaran berbantuan komputer, peserta didik berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Interaksi antara komputer dengan peserta didik ini terjadi secara individual, sehingga apa yang dialami oleh seorang peserta didik akan berbeda dengan apa yang dialami oleh peserta didik yang lainnya. Pembelajaran dengan berbantuan komputer”Computer Assisted Instruction” (CAI) telah dikembangkan akhir-akhir ini dan telah membuktikan manfaatnya untuk membantu guru dalam mengajar dan membantu peserta didik dalam belajar. Komputer dapat sekaligus membantu puluhan peserta didik dan di masa yang akan datang, diharapkan dapat membantu ribuan peserta didik sekaligus. Criswell (Munir, 2001) mendefinisikan CAI (Computer Assisted Instruction) sebagai penggunaan komputer dalam menyampaikan bahan pengajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif serta membolehkan umpan balik. Disamping sebagai CAI pemanfaatan komputer dapat berupa CBI (Computer Based instruction) yaitu Pembelajaran Berbasis Komputer. Dalam pemanfaatan komputer sebagai CBI ini terdapat 4 model yaitu: 1. Drill and practice Jenis latihan dan praktik sangat banyak digunakan dikelas. Program latihan dan praktik harus dikombinasikan/disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan kebutuhan pembelajaran. Tingkat kesulitan tertentu menuntut latihan pula. Program ini juga menyediakan penguatan (reinforcement) baik visual maupun auditif, agar minat dan perhatian siswa terus terpelihara sepanjang latihan dan praktik. Jika siswa menjawab salah maka perlu dibantu sesuai dengan urutan pelajaran. 2. Tutorial Program tutorial, memperkenalkan materi pelajaran baru kepada siswa dan kemudian ditindaklanjuti dengan latihan dan praktik. Program ini umumnya menyediakan tes awal dan tes akhir berkenaan dengan materi yang disampaikan. Program ini juga digunakan untuk pengayaan pelajaran atau membantu siswa yang tidak hadir dalam pada pelajaran tertentu.program tutorial juga digunakan sebagai reviw terhadap pelajaran yang disampaikan sebelumnya guna mengecek pemahan dan retensi konsep-konsep. 3. Simulasi Situasi-situasi kehidupan nyata disajikan kepada siswa, menyusun garis besar perangkat kondisi-kondisi yang saling berkaitan. Kemudian siswa membuat keputusan dan menentukan konsekuensi dari keputusan yang dibuatnya, misalnya isu-isu politik, keluarga dll. 4. Computer manajemen instruction. Program ini menyediakan cross-referencing dengan program-program lainnya dalam rangka perluasan latihan dan pemberi bantuan dan juga digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi administratif yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi siswa, database buku/e-library, kegiatan administratif sekolah seperti pencatatan pembayaran, kuitansi dll. Program pembelajaran dengan menggunakan computer dapat dikembangkan pada kurikulum atau sebagaian besar daerah kulikuren. Sebagai contoh penerapanya adalah: 1. Pemahaman bacaan 2. Pengembangan perbendaharaan bahasa 3. Penempatan tanda 4. Penulisan paragraph 5. Orerasi aritmatika 6. Konsep-konsep moneter 7. Membaca peta 8. Data sejarah 9. grafik Pembelajaran Berbasis Komputer bersifat individual learning (pembelajaran individual), dan mastery learning (belajar tuntas). Pembelajaran Berbasis Komputer dilaksanakan pada laboratorium komputer yang ada di sekolah. Dibalik kehandalan komputer sebagai pembelajaran terdapat beberapa persoalan yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan awal bagi pengelola pengajaran berbasis komputer: 1. Perangkat keras -dan lunak- yang mahal dan cepat ketinggalan jaman 2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat yang dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan ketinggalan zaman. 3. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendamping guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati dengan pembuatan modul pendamping yang menjelaskan penggunaan dan pengoperasian program. B. Pengertian Multimedia Berbasis Komputer Dan Interactive Video 1. Pengertian Multimedia Berbasis Komputer Pada media visual dan audio yang dipergunakan oleh individu secara beragam. Sistem multimedia ini secara umum merujuk pada beberapa kombinasi dari dua atau lebih bentuk media yang terintegrasi terhadap bentuk sebuah program pembelajaran atau sistem informasi. Sistem multimedia komputer ini menggabungkan komputer sebagai sebuah rencana atau tujuan pertunjukkan, alat manajemen, dan atau sumber teks, gambar, grafik, dan suara. Selebihnya, informasi yang mewakili secara sederhana dalam bentuk yang beragam ini, mereka menyatukannya ke dalam sebuah program yang terstruktur, dimana tiap elemen melengkapi elemen yang lain, sehingga keseluruhannya menjadi lebih besar dari jumlah dalam bagian-bagiannya. Istilah multimedia yang ditemukan tahun 1950 dan menggambarkan kombinasi awal dari gambar-gambar yang beragam dan menampilkan media gerak (melalui demo live) untuk efek pendidikan tinggi. Hal tersebut merefleksikan sebuah metodologi yang dinamakan “pendekatan multimedia” atau “pendekatan media silang”, yang didasarkan pada prinsip bahwa sebuah keberagaman dari media audio visual dan pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan bahan pembelajaran lain bersifat tumpang tindih dan menguatkan kembali nilai satu sama lain. Hal tersebut telah diadopsi dalam hubungan dengan komputer untuk menunjuk pada kombinasi suara dan gambar yang disimpan pada tujuan-tujuan yang berbeda serta menggabungkannya melalui perangkat lunak komputer ke dalam sebuah program interaktif. Sejak awal penggunaan rancangan kombinasi media sederhana ini telah memahami bahwa siswa secara individu menanggapi secara berbeda dalam sumber-sumber informasi yang beragam maupun dalam metode pembelajarannya, sehingga kesempatan dari pencapaian seorang individu bertambah ketika sebuah keragaman media digunakan. Sistem multimedia juga berupaya untuk meniru lebih dekat kondisi dengan pembelajaran dunia nyata, yakni sebuah dunia dari multi indera, “pengalaman semua-dalam sekali”. Sistem multimedia dapat menyediakan sebuah program struktur dari pengalaman belajar individu dan kelompok dengan titik berat yang khusus pada aspek keterlibatan multisensory. Sebagaimana sistem pembelajaran lain, beberapa fungsi harus disediakan ; presentasi informasi, interaktif guru-siswa, dan akses terhadap sumber-sumber belajar. Sistem multimedia yang beragam ini berbeda-beda dalam hal pengalaman yang menyangkut kualitas dan kuantitatif yang ditawarkan pada tiap area-area ini. 2. Pengertian Interaktif Video Interaktif video berbasis komputer menciptakan sebuah suasana belajar multimedia yang menekankan kepada fitur-fitur antara video dan pengajaran yang dibantu ole komputer. Interaktif video adalah sistem pengantar pendidikan dimana materi video yang sudah direkam video disajikan di bawah kontrol komputer kepada siswa (yang melihat) yang tidak hanya melihat dan mendengar suara tetapi juga membuat respon secara aktif. Dengan respon-respon tersebut mempengaruhi kepada tampilan dan skuen/urutan kejadian. Interaktif video disajikan melalui video kaset, video disc, atau compact disk. Gabar dapat disajikan pada grak cepat dan gerak lambat (slow moustent) atau dari satu bingkai ke bingkai yang lain (seperti pada slide atau film streep). Sedangkan audio pada video disk mungkin menggunakan dua suara yang berbeda dan berpisah sehingga memungkinkan dua narasi yang berbeda untuk setiap perubahan tampilan. Berbagai macam tingkat interaktif tersedia bermulai dari video linear yang esensial hingga beberapa sistem pembelajaran yang tertuju secara penuh kepada siswa. Tujuan dari kebanyakan pembuat video interaktif yaitu menyediakan pembelajaran interaktif dengan respon yang terkendali dihiasi fitur yang memilki pertanyaan langsung ada feedback atu umpan balikdan sub-sub yang ada dalam materi pembelajaran sebagai tambahan rekapan tanggapan dari siswa dapat digunakan sebagai tindak lanjut. Sekarang ini dengan pengenalan terhadap hypermedia membuat lebih mudah mempersiapkan interaktif multimedia yang dibuat guru atau siswa. Sangat mudah untuk membuat atau mempersiapkan hypermedia stack yang dibuat dengan skreep yang spesifik dan dapat diaktifkan dengan video disk player. Siswa-siswa menemukan jalan yang inovatif untuk pembelajaran mereka. Inti sistem video interaktif adalah komputer yang menyediakan kecerdasan dan keinteraktifan yang dibutuhkan. Komputer dapat memeriintah video player untuk menyajikan audio dan video informasi dan menunggu tanggapan siswa dan merujukan kepada poin yang sesuai dalam program pembelajaran berdasarkan dari tanggapan. Pelajar berkomunikasi dengan program pembelajaran dengan merespon stimulus yang ditampilkan dalam bentuk video, visual dan verbal di monitor. Alat-alat penginput seperti keyboard, keypad, bolpent sensor cahaya, pembaca barkot,screen dan mouse. Sangat berarti dalam merespon walaupun 12-inch adalah format penyimpanan video yang paling populer saat ini, video kaset masih tetap digunakan untuk beberapa program biaya yang dibutuhkan untuk memepersiapkan video disk semakin murah. Hal ini membuat guru-guru kelas untuklebih tertarik untuk menggunakan video disk. Sebuah motivator menampilkan dan sebuah suara dari sumber video hal itu bisa juga menampilkan output software komputer; yang mana terdapat tulisan-tulisan, gambar atau efek suara. Dikebanyakan sistem output komputer menutup gambar video. Alat untuk menampilkan menyediakan jalan / hubungan antara komputer dengan video player dan mengijinkan keduannya untuk berkomunkasi. Melalui alat ini komputer dapat mengkontrol jumlah atau durasi video yang diberikan kepada siswa. Referensi : Kartianto, Mardevin: 27 Desember 2014. Makalah-Multimedia-Berbasis-Komputer-.(Online), (http://warnet178meulaboh.blogspot.co.id/2013/04/makalah-multimedia-berbasis-komputer.html diakses 23 Maret 2016) Sudrajat, Akhmad: 5 Mei 2011. Pembelajaran-Berbasis-Komputer-.(Online), (https://firdhanramadhansmart.wordpress.com/2011/05/05/pembelajaran-berbasis-komputer/, diakses 23 Maret 2016) Arsyad, Azhar.2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

PEMILIHAN MEDIA

PEMILIHAN MEDIA Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik . Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik . Seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain : (a) ia merasa sudah akrab dengan media itu- papan tulis atau proyektor transparasi, (b) ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan baik dari pada dirinya sendiri, misalnya diagram pada flip chart, atau (c) media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntutnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan teroganisasi. Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (ASSURE adalah singkatan dari Analyze leaner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilizer, Require learner response, and Evaluate). Media ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut : 1. (A) Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau perguruan tinggi, anggota organisasi pemuda, perusahaan, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya dan sosial ekonomi, serta menganalisis karakteristik khusus mereka yang meliputi antara lain pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka. 2. (S) Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, keterampilan atau sikap) yang diharapkan siswa miliki dan kuasai setelah proses belajar-mengajar selesai. 3. (S) Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, materi dan media itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga, biaya. Disamping itu, perlu pula di perhatikan apakah materi dan media itu akan mampu membangkitkan minat siswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki kualita yang baik, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi, telah terbukti efektif-jika pernah diuji cobakan dan menyiapkan petunjuk untuk berdiskusi atau kegiatan follow-up. 4. (U) Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk menggunakannya. Disamping praktik dan latihan menggunakannya, persiapan ruangan juga diperlukan seperti tata letak tempat duduk siswa, fasilitas yang diperlukan seperti meja peralatan, listrik, layar, dan lain-lain harus dipersiapkan sebelum penyajian. 4. (R) Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektivan proses belajara mengajar. Respon siswa dapat bermacam-macam, seperti mengulangi fakta-fakta, mengemukakan ikhtisar atau rangkuman informasi atau pelajaran, atau menganalisis alternatif pemecahan masalah atau kasus. Dengan demikian, siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar. 5. (E) Mengevaluasi proses belajar. Tujuan utama evaluasi disini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tuuan pembelajaran, keefektivan media, pendekatan, dan guru sendiri. Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut : 1. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang mengikuti faktor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia (manusia dan material). 2. Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pembelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, misalnya penghapalan, penerapan keterampilan, pengertian hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda, dan dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula. 3. Hambatan dari siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca, mengetik dan menggunakan komputer, dan karakteristik siswa lainnya. 4. Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan (preperensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektivan biaya. Tuntutan Isi Pelajaran Kategori Pembelajaran Indikator Perilaku Menghafal atau mengidentifikasi informasi  Menghafal Mengenal atau mengingat • Asosiasi • Daftar • Daftar berurut • Daftar asosiasi Menunjukan suatu keterampilan pada kondisi yang beragam  Menerapkan keterampilan Mengidentifikasi/mengelompokkan • Konsep menghasilkan/menunjukan • Prosedur memperkirakan/menyelesaikan • prinsip Menggunakan pengetahuan kognitif khusus yang kompleks untuk penyelesaian atau perkiraan  mengerti hubungan-hubungan Membandingkan/mengontraskan;menganalisis jenis/bagian-bagian;menggunakan nalar Menunjukan sesuatu keterampilan yang digunakan dalam beberapa domain isi yang berbeda  Berfikir tingkat lebih tinggi Problem-solving: • Analisis • Sintesis • Evaluasi Strategi belajar 5. pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula : a. Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (siswa dan/audio) b. Kemampuan mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio, dan kegiatan fisik) c. Kemampuan mengakomodasikan umpan balik. d. Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama). Misalnya, untuk tujuan belajar yang melibatkan penghafalan. 6. Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam. Dengan penggunaan media yang beragam, siswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang paling efektif sesuai dengan kebutuhan belajar mereka secara perorangan. Penyajian Informasi/stimulus Latihan/Tes Utama Sekunder Utama Sekunder Guru/instruktur Proyektor transparansi Komputer Pengawas Tape-recorder Media cetakan/buku teks/gambaran lepas Guru/instruktur Bimbingan sejawat Kertas/lembar kegiatan/kartu bantu Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut : 1. Motivasi Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran itu. 2. Perbedaan individual Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan persiapan siswa untuk belajar. 3. Tujuan pembelajaran Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran. 4. Organisasi isi Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urut-urutan yang bermakna. Dengan cara seperti ini dalam pengembangan dan penggunaan media, siswa dapat dibantu untuk secara lebih baik mensintesis dan memadukan pengetahuan yang akan dipelajari. 5. Persiapan sebelum belajar Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus ditunjukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa. 6. Emosi Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih dan kesenangan. 7. Partisipasi Partisipasi artinya kegiatan mental atau fisik yang terjadi di sela-sela penyajian materi pelajaran. Dengan partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu. 8. Umpan Balik Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. 9. Penguatan (reinforcement) Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku di masa-masa yang akan datang. 10. Latihan dan pengulangan Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan itu sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks. 11. Penerapan Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Kriteria Pemilihan Seperti telah di uraikan di atas,kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem intruksional secara keseluruhan. Untuk itu ,ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media. 1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,efektif dan psikomotor. Tujuan ini dapat di gambarkan dalam bentuk tugasyang harus dikerjakan /dipertunjukan oleh siswa seperti menghafal,melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat,melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan,dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi. 2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta,konsep,prinsip,atau generalisasi. Media yang berbeda,misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda,dan oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif,media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Televisi,misalnya,tepat untuk mempertunjukan proses dan transformasi yang memrlukan manipulasi ruang dan waktu 3. Praktis,luwes,dan bertahan.Jika tidak tersedia waktu,dana,atau sumber daya lainnya untuk memproduksi,tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada,mudah diperoleh,atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah di pindahkan dan di bawa ke mana-mana. 4. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun media itu,guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparansi (OHP), Proyektor slide dan film,komputer,dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar. 5. Penggelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar,kelompok sedang,kelompok kecil,dan perorangan 6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.Misalnya,visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang di tonjolkan MEDIA Tujuan/ Tugas/ Isi GURU INSTRUKTUR CETAK TRANSPARANSI SLIDE GAMBAR ILUSTRASI AUDIO-TAPE VIDIO KASET RADIO FILM KOMPUTER SIMULASI VIDIODISC PERMAINAN TELEVISI Sifat Tugas *Menghafal v v v v v v v *Memerlukan prosedur fisik v v v v v v v v v v v v v *Memerlukan penerapan prinsip-prinsip v v v v v v v v v v v *Pemahaman konsep-konsep dan hubungan-hubungan v v v v v v v v v v v *Memerlukan pemikiran tingkat lebih tinggi v v v v v v v v v MEDIA Tujuan/ Tugas/ Isi GURU INSTRUKTUR CETAK TRANSPARANSI SLIDE GAMBAR ILUSTRASI AUDIO-TAPE VIDIO KASET RADIO FILM KOMPUTER SIMULASI VIDIODISC PERMAINAN TELEVISI Sifat RESPONT *Memerlukan Respon Lisan v v v v v v v *Memerlukan peralatan teknis v v v v v v v v v v v v v *Suara penting untuk mempelajari/menguasai tugas v v v v v v v v v KONTEKS PEMBELAJARAN *Memerlukan revisi dan update v v v v v v v *Kelompok Besar (50) v v v v v v v v v *Kelompok Kecil (2-!0) v v v v v v v v v v v v v *Latihan/Tutor Perorangan v v v v v v v v v v v

Minggu, 13 November 2016

Pengabdian Kepada Masyarakat

USULAN PROGRAM IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) PEMANFAATAN POMPA AIR BEKAS BERTENAGA SEPEDA MOTOR SEBAGAI UPAYA MENEKAN BIAYA TENAGA KERJA DAN EFESIENSI WAKTU PADA MASYARAKAT DESA EMPONYANG KECAMATAN KAYAN HULU KABUPATEN SINTANG Oleh: Warkintin 1127118401 Sapto Purnomo 1113077801 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSADA KHATULISTIWA SINTANG 2016 HALAM PENGESAHAN PROGRAM IPTEK BAGI MASYARAKAT 1. Judul IbM : Pemanfaatan Pompa Air Bekas Bertenaga Sepeda Motor Sebagai Upaya Menekan Biaya Tenaga Kerja dan Efesiensi Waktu 2. Nama Mitra Progran IbM : Desa Emponyang Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Sintang 3. Ketua Tim Pengusul a. Nama : Warkintin b. NIDN : 1127118401 c. Jabatan/Golongan : Asisten Ahli/ III B d. Program Studi : PGSD e. Perguruan Tinggi : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang f. Bidang Keahlian : Teknologi Pendidikan g. Alamat Kantor/ Telp/Faks/surel : JL. Pertamina/085245787784/ warkintin_1984@yahoo.co.id 4. Anggota Tim Pengusul a. Jumlah Anggota : Dosen 1 Orang b. Nama Anggota I/bidang Keahlian : Sapto Purnomo/ Pendidikan Kewarganegaraan c. Mahasiswa yang terlibat : 2 Orang 5. Lokasi Kegiatan/ Mitra (1) Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Emponyang Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten/Kota : Sintang Propinsi : Kalimantan Barat Jarak PT ke Lokasi mitra (Km) : 107 6. Jangka waktu Pelaksanaan : 1 Tahun 7. Biaya Total Pelaksanaan : Rp 40.000.000 -DRPM : Rp 40.000.000 Mengetahui, Sintang, 23 Mei 2016 Ketua STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Ketua Tim Pengusul Drs. Rafael Suban Beding, M.Si Warkintin, M.Pd NIP/NIK. 05250333009 NIDN. 1127118401 Mengetahui, Ketua LPPM STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Dr. Yusuf Olang, M.Pd NIP/NIK. 0820087902022 IDENTITAS DAN URAIAN UMUM 1. Judul Pengabdian kepada Masyarakat: Pemanfaatan Pompa Air Bekas Bertenaga Sepeda Motor Sebagai Upaya Menekan Biaya Tenaga Kerja dan Efesiensi Waktu 2. Tim Pelaksana No Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi Asal Alokasi waktu (jam/minggu) 1. Warkintin Ketua Tim Pendidikan STKIP Persada Khatulistiwa Sintang 6 Jam 2. Sapto Purnomo Anggota Tim Pendidikan STKIP Persada Khatulistiwa Sintang 6 Jam 3. Objek (Khalayal sasaran) Pengabdian kepada Masyarakat: Masyarakat Desa Emponyang 4. Masa Pelaksanaan: Mulai : bulan: Agustus tahun 2016 Berakhir : bulan : Juli tahun 2017 5. Lokasi Pengabdian kepada Masyarakat: Desa Emponyang Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Sintang 6. Mitra yang terlibat Desa Emponyang Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Sintang Kontribusi mereka adalah sebagai pembantu pelaksanaan kegiatan dan tempat praktek iptek bagi masyarakat.Permasalah yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan: permasalahannya adalah susah mendapatkan air karena berada pada ketinggian 18-200 meter dari permukaan laut, dengan Topografi lahan 62,74 persen merupakan wilayah perbukitan. Solusi yang ditawarkan memanfaatkan pompa air bekas bertenaga sepeda motor sebagai upaya menekan biaya tenaga kerja dan efesiensi waktu. 7. Rencana luaran berupa jasa, sistem, produk/barang, paten atau luaran lain yang ditargetkan adalah masyarakat mitra mampu memanfaatkan pompa air bekas bertenaga sepeda motor sehingga mampu menekan biaya tenaga kerja dan efesiensi waktu. DAFTAR ISI Halaman Pengesahan i Identitas dan Uraian Umum ii Daftar Isi iii Ringkasan Proposal iv Bab 1 Pendahuluan 1 1.1 Analisis Situasi 1 1.2 Permasalahan Mitra 1 Bab 2. Solusi Dan Target Luaran 3 Bab 3. Metode Pelaksanaan 7 Bab 4. Kelayakan Perguruan Tinggi 8 Bab 5. Biaya Dan Jadwal Kegiatan 9 5.1 Anggaran Biaya 9 5.2 Jadwal Kegiatan 9 Referensi 10 Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul.............................................11 Lampiran 2. Gambaran Iptek yang akan ditransfer kepada mitra...............................20 Lampiran 3. Peta lokasi wilayah Desa Mitra..............................................................22 Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesedian Bekerja sama dari Desa Mitra...................23 RINGKASAN PROPOSAL Tujuan dari Iptek Bagi Masyarakat (IbM) adalah untuk mempermudah masyarakat mendapatkan sumber mata air yang sulit dan jauh serta lebih mudah untuk didapat, tingkat kelelahan tenaga pekerja bisa diminimalisir, biaya untuk tenaga kerja bisa ditekan menjadi lebih murah dan dari segi waktu lebih efisien, untuk irigasi di sawah dan penyiraman menjadi lebih mudah, serta untuk pemenuhan keperluan air didalam rumah tangga menjadi lebih mudah. Target khusus yang ingin dicapai adalah Kabupaten Sintang Desa Emponyang Kecamatan Kayan Hulu berada pada ketinggian 18-200 meter dari permukaan laut, dengan Topografi lahan 62,74 persen merupakan wilayah perbukitan (BPS Sintang tahun 2014). Kondisi areal berbukit tanpa teras kontur sangat berpengaruh terhadap berbagai macam aktivitas di pertanian, diantaranya adalah aktivitas perawatan tanaman. Metode dalam pencapaian tujuan ini adalah pendampingan secara lebih intensif kepada masyarakat Desa Emponyang Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Sintang sehingga mereka menjadi mengerti didalam memanfaatkan pompa air bertenaga sepeda motor. BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Analisis Situasi Kabupaten Sintang berada pada ketinggian 18-200 meter dari permukaan laut, dengan Topografi lahan 62,74 persen merupakan wilayah perbukitan (BPS Sintang tahun 2014). Kondisi areal berbukit tanpa teras kontur sangat berpengaruh terhadap berbagai macam aktivitas di pertanian, diantaranya adalah aktivitas perawatan tanaman. Sirkulasi air sangat dipengaruhi oleh topografi (Jumin, 2005). Selain itu, sifat air yang selalu mengalir ke daerah yang lebih rendah menjadikan areal berbukit sangat sulit dalam hal ketersediaan air. Menurut Penelitian Namsir 2012, produktifitas penyemprotan di areal berbukit hanya 60%-80% jika dibandingkan dengan prestasi pekerja semprot di areal datar. Hal ini terjadi karena sumber air yang jauh dan sulit dijangkau dan tingkat kelelahan tenaga kerja lebih cepat letih. Hal ini berakibat meningkatnya biaya tenaga kerja. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dalam rangka pemeliharaan tanaman khususnya penyemprotan areal berbukit tanpa teras kontur sehingga dapat menekan biaya tenaga kerja dan efesiensi waktu. Pompa tenaga sepeda motor adalah pemamfaatan tenaga sepeda motor untuk memutar impeler pompa. Menurut beberapa sumber pompa sepeda air sepeda motor ini dapat menyedot kedalaman 10 M dan mampu menyupai air 5 ltr/menit sehingga dapat dimanfaatkan untuk irigasi, penyiraman. 1.3. Permasalahan Mitra Permasalahan yang terjadi di desa mitra yaitu Desa Emponyang Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Sintang adalah berada pada ketinggian 18-200 meter dari permukaan laut, dengan Topografi lahan 62,74 persen merupakan wilayah perbukitan, menyebabkan kondisi areal berbukit tanpa teras kontur sangat berpengaruh terhadap berbagai macam aktivitas di pertanian, diantaranya adalah aktivitas perawatan tanaman, pengairan sawah dan kebutuhan air di rumah tangga juga susah, penerangan dari Pemerintah Kabupaten Sintang tidak sampai ke Desa Emponyang sehingga masyarakat kalau malam masih menggunakan pelita sebagai alat penerangan. BAB 2 SOLUSI DAN TARGET LUARAN Solusi yang kami tawarkan disini bagi desa mitra yaitu desa Emponyang Kecamatan kayan Hilir Kabupaten Sintang adalah dengan membuat Pompa tenaga sepeda motor adalah pemanfaatan tenaga sepeda motor untuk memutar impeler pompa. Menurut beberapa sumber pompa sepeda air sepeda motor ini dapat menyedot kedalaman 10 M dan mampu menyupai air 5 ltr/menit sehingga dapat dimanfaatkan untuk irigasi, penyiraman serta air untuk kebutuhan rumah tangga. Luaran yang akan dihasilkan dari pemanfaatan tenaga sepeda motor tenaga lebih ringan untuk dikuras dan dari segi waktu sangat efesien, serta produk ini bisa diperkenalkan kepada desa-desa sekitar yang belum menjadi desa desa mitra Dari segi biaya masih terjangkau karena hanya menggunakan pompa yang sudah rusak dan untuk desa mitra pasti sudah ada kendaraan berupa sepeda motor untuk mengoperasikan pompa air ini. Berikut ini kami paparkan bahan-bahan yang diperlukan dan cara membuat pompa air bertenaga sepeda motor. a. Cara membuat pompa: 1. Alat dan Bahan a) Pompa Beka b) Kunci sok 14 inc (sesuaikan dengan magnet motor) c) Ulir ¾ inci (susiakan dengan ulir tutup magnet) d) Perlengkapan Pemipaan. 2. Cara Membuat a) Ambil bagian impeler pompa bekas b) Buang bagian motor c) Potong besi pemutar motor sesuai dengan panjang yang diperlukan d) Las anak kunci sok 14 inc diujung besi pemutar yang telah kita potong. (1) (2) (3) (4) b. Intalasi Pemipaan/Selang Agar tekanan air untuk penyemprotan dapat bertekanan tinggi, maka intalasi selang mengikuti hasil rakitan. Bahan : 1. Verloop sock ukuran 1/4"x1/2" atau 1/4"x3/4" (menyesuaikan instalasi pemipaan pompa.) 2. Ball valve / keran ukuran 1/4" 3. Female coupler (nepel selang) 1/4" 4. Male coupler (nepel selang) 1/4" 5. Selang tekanan tinggi / selang kompresor (panjang menyesuaikan kebutuhan) 6. Klem selan 7. Seal tip (bentuknya kaya pita gulungan warna putih) (1) (2) c. Cara Penggunaan. 1. Lepaskan tutup bag magnet sepeda motor 2. Pasang konector pompa pada bag magnet 3. Pasang pompa air ke sepeda motor 4. Sambungkan selang 5. Hidupkan sepeda motor 6. Lakukan Kalibrasi (1) (2) (3) (4) RENCANA TARGET CAPAIAN LUARAN No Jenis Luaran Indikator Capaian 1 Publikasi ilmiah di Jurnal/Prosiding Draf 2 Publikasi pada media masa (cetak/elektronik) Draf 3 Peningkatan omzet pada mitra yang bergerak dalam bidang ekonomi Ada 4 Peningkatan kuantitas dan kualitas produk Ada 5 Peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat Ada 6 Peningkatan ketentraman/kesehatan masyarakat (mitra masyarakat umum) Ada 7 Jasa, model, rekayasa sosial, sistem produksi barang Penerapan 8 Hak kekayaan intelektual (paten, paten sederhana, hak cipta, merek dagang, rahasia dagang, desain produk industri, perlindungan varietas tanaman, perlindungan topograpi Draf 9 Buku ajar Tidak ada BAB 3 METODE PELAKSANAAN Metode yang ditempuh yaitu pedampingan dengan masyarakat mitra supaya masyarakat menjadi lebih mengerti dari apa yang disampaikan sehingga masyarakat mitra menjadi lebih paham bagaimana cara menggunakan pompa air bertenaga sepada motor. Partisipasi masyarakat mitra terhadap program pengabdian pada masyarakat ini harapan kami masyarakat sangat senang dengan adanya iptek bagi masyarakat yang bisa meringankan tenaga didalam bekerja dan dari segi waktu lebih efesien serta sawah dan kebutuhan air dalam rumah tangga dapat terpenuhi. BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persada Khatulistiwa Sintang satu tahun terakhir ini aktif dilaksanakan yaitu satu semester 1 kali sehingga setiap dosen aktif melaksanakan pengabdian kepada Masyarakat. Kepakaran yang dimiliki oleh ketua tim dan anggota tim pengusul sudah cukup ahli karena bahan yang akan digunakan hanya pompa bekas dan satu buah kendaraan sepeda motor dan hanya bekerjasama dengan bengkel las untuk memodifikasi pompa bekas yang tidak digunakan lagi. No Nama Pengusul Jabatan Kepakaran dan tugas 1. Warkintin Ketua Perancang Pompa Air Bertenaga Sepeda Motor 2. Sapto Purnomo Anggota Mekanik yang memasang Pompa Air Bertenaga Sepeda Motor BAB 5 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 5.1 Anggaran Biaya No Komponen Biaya yang Diusulkan (RP) 1. Honorarium untuk pelaksana, Pengumpul data, pengolah data, penganalisis data, dan honor pembuat sistem (maksimum 30% dan dibayarkan sesuai ketentuan) Rp. 13.500.000 2. Pembelian bahan habis pakai untuk pembelian ATK, fotokopy, surat menyurat, penyusunan laporan, cetak, penjilidan, publikasi, pulsa, internet, bahan pembuat alat/ mesin bagi mitra Rp. 20.000.000 3. Perjalanan untuk survei/sampling data, sosialisasi/pelatihan/pendamping/evaluasi, seminar/Workshop, Akomodasi-konsumsi, transport Rp. 6.500.000 Jumlah Rp. 40.000.0000 5.2 Jadwal Kegiatan No Jenis Kegiatan Tahun ke-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Survei ke Desa Mitra  2. Memperkenalkan program kepada desa mitra  3. Merancang pompa bertenaga sepeda motor   4. Membimbing masyarakat mitra untuk uji coba pompa air bertenaga sepeda motor       5. Evaluasi pelaksanaan kegiatan  6. Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan  REFERENSI BPS Sintang, Sintang dalam angka tahun 2014 Nasamsir , 2012 Karya ilmiah :Strategi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Pengendalian Gulma Secara Kimia Pada Areal Berbukit Tanpa Teras Kontur Membuat Pompa sepeda motor https://www.youtube.com Cara Pemasangan Pompa Air Penggerak Pakai Sepeda Motor-Cocok Untuk Irigasi,Banjir,Kolam https://www.youtube.com Alkon Mini https://www.youtube.com Cara mudah membuat sendiri mesin cuci mobil dan motor dirumah https://www.putramelayu.web.id/2015 Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul Biodata Ketua A. Identitas Diri 1. Nama : Warkintin, M.Pd 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli 4. NIK Kepegawaian : 1227118403803 5. NIK Kependudukan : 6105082711840001 6. NIDN : 1127118401 7. Tempat / Tanggal Lahir : Pelaik, 27 Nopember 1984 8. Email : warkintin_1984@yahoo.co.id 9. No HP : +6285245787784 10. Alamat Kantor : Jl. Pertamina Sengkuang KM. 4 Sintang Kalimantan Barat 11. No. Telp/Faks : 12. Lulusan yang Dihasilkan : S-1 = 15 Orang, S-2 = 0 Orang, S-3 = 0 Orang 13. Mata Kuliah yang Diampu : 1. Media Pembelajaran SD 2. Keterampilan Dasar Mengajar 3. Perkembangan Peserta Didik 4. Pendidikan Pancasila 14. Website : B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi STKIP PGRI Pontianak Universitas Tanjungpura Pontianak Bidang Ilmu PPKn Teknologi Pembelajaran Tahun Masuk-Lulus 2008 2012 Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Komparasi Pelaksanaan Strategi pembelajaran antara SMP Gembala Baik Pontianak dan SMPK Immanuel Pontianak Perolehan Kecakapan Pemecahan Masalah Melalui Strategi Inquiri dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMPK Immanuel Pontianak Nama Pembimbing/Promotor Drs. Wanto Rivai’i, M.Si Drs. Mastar Asran, S.Pd., M.Pd Prof. Dr. H Sutini Ibrahim, M.Pd Muhammad Ali, M.Pd C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) 1. D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2013 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Manajemen keuangan didalam Keluarga STKIP Persada Khatulistiwa Sintang RP. 500.000 2. 2014 Pentingnya Pendidikan STKIP Persada Khatulistiwa Sintang RP. 500.000 3 2015 Pentingnya Pendidikan Politik Bagi Kehidupan Keluarga STKIP Persada Khatulistiwa Sintang RP. 500.000 E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ Nomor/ Halaman/ Tahun 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Webbed Pada Pembelajaran IPS Materi Dokumen Keluarga Kelas II Sekolah Dasar Panca Setya 2 Sintang Tahun Pelajaran 2014/2015 Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa 1/1/53-65/2015 2. 3. F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No. Nama Temu ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1. 2. 3. G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit 1. 2. H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID 1. I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 10 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan Tahun Tempat Penerapan Respon Masyarakat 1. J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1. Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan pengabdian kepada masyarakat. Sintang, 23 Mei 2016 Ketua Pengusul, Warkintin, M. Pd. NIDN. 1127118401 Biodata Anggota A. Identitas Diri 1. Nama : Sapto Purnomo, M.Pd 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli 4. NIK Kepegawaian : 111307782702 5. NIK Kependudukan : 3404061307780003 6. NIDN : 1113077801 7. Tempat / Tanggal Lahir : Sleman, 13 Juli 1978 8. Email : saptopurnomo@yahoo.com 9. No HP : +6285654540636 10. Alamat Kantor : Jl. Pertamina Sengkuang KM. 4 Sintang Kalimantan Barat 11. No. Telp/Faks : 12. Lulusan yang Dihasilkan : S-1 = 10 Orang, S-2 = 0 Orang, S-3 = 0 Orang 13. Mata Kuliah yang Diampu : 1. Ilmu Negara 2. Ilmu Kewarganegaraan 3. Pengantar Ilmu Sosial 14. Website : B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Universitas PGRI Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta Bidang Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan Tahun Masuk-Lulus 1998-2002 2008-2010 Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Hubungan Profesionalisme Guru PPKN dengan Prestasi Belajar PPKN Siswa Sekolah Menengah Umum di Kecamatan Seyegen Sleman 2001/2002 Peningkatan Sikap Nasionalisme Melalui MetodeSimulasi Pada Mata Pelajaran PKn di SMANegeri 1 Seyegon Sleman Nama Pembimbing/Promotor Sri Rejeki, M. Pd 1. Prof. Zamroni, P.hD 2. Dr. Muhsinatunsiasah C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) 1. D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2012 Peran Orang Tua dalam Pendidikan anak diera Globalisasi STKIP PK SINTANG Rp. 500.000 2. 2015 Internet Masuk Desa STKIP PK SINTANG Rp. 500.000 E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ Nomor/ Halaman/ Tahun 1. 2. 3. F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No. Nama Temu ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1. 2. 3. G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit 1. 2. H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID 1. I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 10 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan Tahun Tempat Penerapan Respon Masyarakat 1. J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1. Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan pengabdiak kepada masyarakat. Sintang, 23 Mei 2016 Ketua Pengusul, Sapto Purnomo, M. Pd. NIDN. 1113077801 Lampiran 2. Gambaran Iptek yang akan ditransfer kepada mitra (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Lampiran 3. Peta lokasi wilayah Desa Mitra Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesedian Bekerja sama dari Desa Mitra PERNYATAAN BEKERJASA MITRA KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI DESA EMPONYANG KECAMATAN KAYAN HULU KABUPATEN SINTANG Yang bertandatangan di bawah ini: Nama Desa : Emponyang Nama Kepala Desa : Dimus Alamat Kantor : Desa Emponyang Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan Barat Dengan ini menyatakan bersedia untuk bekerjasama dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat Tahun 2016 di Desa Emponyang Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat guna melaksanakan program kegiatan yang telah direncanakan. Dengan ini menyatakan bersedia untuk turut membantu melaksanakan kegiatan program pengabdian pada masyarakat Tahun 2016 di Desa Emponyang Kacamatana Kayan Hulu Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat selama program berjalan, dengan cara membantu dalam hal adminstarsi lainnya yang dianggap dapat mensukseskan kegiatan tersebut. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tanpa ada unsur pemaksaan didalam pembuatannya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jurnal Ilmiah

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KOGNITIF SISWA PADA MATERI MENGENAL PENGGUNAAN UANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN Warkintin, Bejo, Verdinandus Veri STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang, Sintang email: warkintin_1984@yahoo.co.id Abstract: The purpose of the study to determine the effect of the methods Examples Non-Examples of the student's cognitive Know Your Content Usage In accordance with Exchange Requirements on Class III State Elementary School No. 47 Sinar Kasih. The method used descriptive quantitative method. Forms Quasi Experiment study. Results of teacher observation data analysis with a percentage of 100%, berkriteria well, while the observation data of students with an average percentage of 86.93% berkriteria well. Based on the calculation of student learning outcomes obtained by the average value of pretest for the experimental class 41.66, as well as the control class 46.85 and the average value of 77.59 posttest for the experimental class and control class 69.07. Improved Cognitive students Gains Index calculated by the formula and obtained value of 0.62 means that there is a significant rise after the students' cognitive learning methods examples of non examples. Data processing techniques using two-sample t-test for the number of students grade 27 experimental and 27 control classes as well as the normal distribution of data and homogeneous. The results of the hypothesis test results obtained At pretest known that the t value was -1.7 while the value t table at α = 5% by db (N1 + N2-2 = 52) was 2.011. This means tcount T tabelyaitu -1.7 2.011 ˂ then Ho is accepted, which means there is no significant difference between the students' cognitive experimental class and control class, while in the posttest results known that tcount is 2.79 while the value of the α ttabel = 5% by db (N1 + N2-2 = 52) was 2.011. This means tcount ˃ttabelyaitu 2.79 2.011 ˃ so Ha is received, which means there are significant differences between the students' cognitive experimental class and control class. Results of student questionnaire responses with an average of 88.15% with a very strong criteria. Keywords: Non Examples Examples Learning Method and Cognitive Students Abstrak: Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode Examples Non Examples terhadap kognitif siswa Pada Materi Mengenal Penggunaan Uang Sesuai dengan Kebutuhan di Kelas III Sekolah Dasar Negeri No 47 Sinar Kasih. Metode yang digunakan metode kuantitatif deskriptif. Bentuk penelitian Quasi-Eksperimen. Hasil analisis data observasi guru dengan persentase 100%, berkriteria baik, sedangkan data observasi siswa dengan persentase rata-rata 86,93% berkriteria baik. Berdasarkan perhitungan hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata pretest untuk kelas eksperimen 41,66, serta kelas kontrol 46,85 dan nilai rata-rata posttest untuk kelas eksperimen 77,59, serta kelas kontrol 69,07. Peningkatan Kognitif siswa dihitung dengan rumus Indeks Gains dan didapat nilai 0,62 artinya terdapat peningkatan yang tinggi kognitif siswa setelah menggunakan metode pembelajaran examples non examples. Teknik pengolahan data menggunakan Uji t-dua sampel karena jumlah siswa 27 orang kelas ekperimen dan 27 orang kelas kontrol serta data berdistribusi normal dan homogen. Hasil dari uji hipotesis diperoleh Pada hasil pretest diketahui bahwa nilai thitung adalah -1,7 sedangkan nilai ttabel pada α = 5% dengan db (N1+N2-2 = 52) adalah 2,011. Hal ini berarti nilai thitung ˂ttabelyaitu -1,7 ˂ 2,011 maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan kognitif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan pada hasil posttest diketahui bahwa nilai thitung adalah 2,79 sedangkan nilai ttabel pada α = 5% dengan db (N1+N2-2 = 52) adalah 2,011. Hal ini berarti nilai thitung ˃ttabelyaitu 2,79 ˃ 2,011 maka Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan kognitif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil angket respon siswa dengan rata-rata 88,15% dengan kriteria sangat kuat. Kata Kunci: Metode Pembelajaran Examples Non Examples dan Kognitif Siswa PENDAHULUAN Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi kegenerasi yang lain, (Umar Tirtarahardja dan S.L.La Sulo, 2008: 33). Perkembangan itu dimulai sejak makhluk hidup tersebut tercipta dan hidup berdampingan dengan makhluk yang lain. Tak terkecuali juga manusia, Piaget (Asri Budiningsih, 2005: 37) membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat yaitu “tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoprasional (2-7/8 tahun), tahap operasional konkret (7/8-11/12 tahun), dan tahap operasional formal (11/12-18 tahun)”. Sejak dilahirkan, manusia tumbuh dan berkembang mulai dari bayi menjadi kanak-kanak dan terjun kedunia pendidikan sampai menjadi dewasa. Interaksi pada anak dalam dunia sekolah diharapkan akan dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada anak. Dimana interaksi yang terjadi antara anak dan anak, serta anak dengan guru akan membuat proses belajar dapat berjalan dengan baik dan memiliki keluwesan dalam pelaksanaannya. Keluwesan sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar, agar tidak ada jurang pemisah antara murid dengan guru maupun murid dengan murid. Dengan demikian maka akan terciptakan proses belajar yang menyenangkan sehingga membuat anak merasa senang dan memiliki keinginan untuk terus belajar. Proses pembelajaran timbal balik merupakan proses pembelajaran yang memperlihatkan keaktifan siswa dalam belajar, mengajukan pertanyaan mengenai hal yang belum dimengerti dalam proses pembelajaran. Dengan adanya timbal balik, maka kita dapat melihat dimana kekurangan dan kelebihan yang anak miliki dalam menangkap pembelajaran yang guru sampaikan. Kekurangan pada anak inilah yang nantinya harus diperbaiki dengan metode pembelajaran yang dapat merangkum kemampuan anak dalam menyerap pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara-cara menyajikan materi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan, serta berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.Untuk itu diperlukan salah satu cara untuk menumbuhkan minat belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menghadapi permasalahan atau menemukan konsep-konsep dari permasalahan yang ada yaitu dengan metode pembelajaran yang cocok dan dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menghadapi permasalahan yang ada. Untuk menentukan suatu metode pembelajaran guru harus dapat memadukan antara materi dan metode pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan perencanaan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada sekolah yang terletak di Desa Sinar Pekayau, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang yaitu Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih di kelas III, mata pelajaran IPS pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015, dari 58 siswa terdapat 20 siswa atau 35% siswa yang nilainya tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai 65. Faktor utama yang menyebabkan banyak siswa tidak tuntas karena sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu upaya untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS pada materimengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan, adalah dengan menerapkan metode pembelajaran examples non examples. (Ngalimun, 2013: 176) menyatakan bahwa: Metode pembelajaran examples non examples merupakan metode pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai dengan materi bahan ajar dan kompetensi, sajian gambar ditempel atau menggunakan OHP, dengan petunjuk gurusiswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi. Pembelajaran examples non examples ini merupakan metode pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media yang dapat membantu dan mendorong siswa melatih diri dalam mengembangkan pola pikir dalam mengemukakan pendapat maupun ide-ide, dan dapat bermanfaat secara fungsional bagi siswa untuk aktif termotivasi dalam belajar. Metode pembelajaran ini juga lebih didominasi oleh peserta didik, guru sebagai fasilitator serta mengarahkan peserta didik, sehingga siswa memiliki pengalaman yang melekat pada dirinya akan materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang: “Pengaruh Metode Pembelajaran Examples Non Examples Terhadap Kognitif Siswa pada Materi Mengenal Penggunaan Uang Sesuai dengan Kebutuhan Di Kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih”. Berdasarkan uraian latar belakang, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pengaruh metode pembelajaran examples non examples terhadap kognitif siswa pada meteri mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih”. Penjabaran dari rumusan masalah umum dirumuskan sebagai berikut.Bagaimanakah aktivitas siswa dan guru saat diterapkan metode pembelajaran examples non examples pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas eksperimen pada Kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih. Apakah terdapat perbedaan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pengukuran awal (pretest) pada meteri mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih? Apakah terdapat perbedaan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pengukuran akhir (posttest) pada meteri mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih? Apakah terdapat perbedaan kognitif siswa pretest dan posttestpada kelas kontrol yang diberikan tanpa metode pembelajaran examples non examples pada meteri mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih? Apakah terdapat perbedaan kognitif siswa pretest dan posttest pada kelas eksperimen dengan metode pembelajaran examples non examples pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan? Bagaimanakah tanggapan siswa kelas IIISekolah Dasar Negeri No.47 Sinar Kasih pada kelas eksperimen terhadap penggunaan metode pembelajaran examples non examples pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan? Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan umum dalam penelitiani ini adalah “Untuk mengetahui Pengaruh metode pembelajaran examples non examples terhadap kognitif siswa pada meteri mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih”. Tujuan penelitian ini sebagai berikut. Untuk mengetahui aktivitas peserta didik dan guru saat digunakan metode pembelajaran examples non examples pada meteri mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih. Untuk mengetahui perbedaan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pengukuran awal (pretest)pada meterimengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas III SekolahDasar Negeri No. 47 Sinar Kasih. Untuk mengetahui perbedaan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pengukuran akhir (posttest) pada meteri mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhandi kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih. Untuk mengetahui perbedaan hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol yang diberikan pembelajaran tanpa diterapkannya metode pembelajaran examples non examples pada meteri mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas III Sekolah Dasar Negeri No.47 Sinar Kasih. Untuk mengetahui perbedaan hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen yang diberikan metode pembelajaran examples non examples pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih. Untuk mengetahui tanggapan siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih pada kelas eksperimen terhadap penggunaan metode pembelajaran examples non examples pada meteri mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan. METODE Sugiyono (2013: 3), menyatakan bahwa “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Pendekatan metode dalam penelitian ini adalah denganpendekatan kuantitatif. (Sugiyono, 2011: 7) menyebutkan ”Metode kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik”. Bentuk penelitian dalam penelitian ini adalah Quasi-eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain ini diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum perlakuan diberikan. Setelah diberikan perlakuan, tahap selanjutnya adalah memberikan posttest untuk mengetahui kemampuan peserta didik. Desain dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Rancangan Nonequivalent ControlGroup Design Kelompok Pretest Treatment Posttest Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 O4 Sumber. Sugiyono (2013: 116) Keterangan: O1 = Kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan O2 = Nilai kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan O3 = Nilai awal kelompok kontrol O4 = Nilai akhir kelompok kontrol X = Perlakuan menggunakan metode pembelajaran examples non examples Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri No. 47 Sinar Kasih , yang berjumlah 54 siswa. Terdiri dari 27 siswa kelas IIIA dan 27 siswa kelas IIIB. Tabel 1.2 Populasi Penelitian Kelas Jumlah Siswa III A 27 III B 27 JUMLAH 54 Sumber: (Data Siswa Kelas III SD Negeri No. 47 Sinar Kasih Semester Genap2014/2015) Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Sampling Jenuh.Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2013: 124). Sampel dalam penelitian ini adalah semua kelas III Sekolah Dasar Negeri no. 47 Sinar Kasih dimana kelas IIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas IIIB sebagai kelas control. Adapun sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.3 Tabel 1.3 Sampel Penelitian Kelas Jumlah Keterangan III A 27 Ekperimen III B 27 Kontrol Sumber: (Data Siswa Kelas IIISD Negeri No. 47 Sinar Kasih Semester Genap2014/2015) Sumber: ( Penggabean dalam Ege, 2010: 38) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis observasi guru pada pertemuan pertama dan kedua, maka didapat hasil persentase pertemuan pertama 100% dan pertemuan kedua 100%, sehingga didapat hasil persentase pelaksanaan dengan rata-rata 100% dengan kriteria Baik, artinya guru telah melaksanakan pembelajaran mulai dari pendahuluan sampai penutup pembelajaran dengan baik yaitu sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hasil observasi guru selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 1.4. Gambar 1.4 Hasil Analisis Lembar Observasi Guru Berdasarkan hasil observasi siswa yang diamati oleh tiga orang observer dengan jumlah siswa 27 orang, disimpulkan siswa memperhatikan penjelasan materi dengan metode examples non examples yaitu 92,59% pada pertemuan pertama dan 100% pada pertemuan kedua, siswa antusias dengan materi yang diberikan yaitu 100% pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, siswa senang dengan gambar examples non examples yang digunakan yaitu 100% pada pertemuan pertama dan kedua, siswa berinteraksi dengan baik saat mengemukakan pendapat yaitu 66,66% pada pertemuan pertama dan 74,07% pada pertemuan kedua, siswa mencatat hal-hal penting yang dijelaskanpada buku catatannya yaitu 66,67% pada pertemua pertama dan 85,18% pada pertemuan kedua, siswa aktif bertanya dalam proses pembelajaran dengan metode examples non examples yaitu 59,25% pada pertemuan pertama dan 62,96% pada pertemuan kedua, siswa menjawab pertanyaan dengan baik yaitu 55,55% pada pertemuan pertama dan 66,66% pada pertemuan kedua, serta siswa dan gurumenyimpulkan pembelajaran yaitu 100% pada pertemuan pertama dan kedua. Hasil observasi siswa pada pertemuan pertama dengan rata-rata 80,08% dan pertemuan kedua dengan rata-rata 86,10%. Hasil rata-rata pertemuan pertama dan kedua yaitu 83,09% dan berada pada rentang 76% - 100% yang berkriteria Baik, artinya dari pertemuan pertama dan kedua siswa telah mengikuti pembelajaran mulai dari pendahuluan sampai penutup pembelajaran dengan baik. Hasil observasi siswa lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 1.5 Tabel. 1.5 Hasil Analisis Lembar Observasi Siswa Gambar 4.2 Sebelum sampel penelitian diberikan perlakuan, terlebih dahulu peneliti memberikan tes awal (pretest) kepada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri No.47 Sinar Kasih yang berjumlah 27 siswa untuk kelas IIIA sebagai kelas eksperimen dan 27 siswa kelas IIIB sebagai kelas kontrol. Tes awal (pretest) diperoleh nilai rata-rata 41,66 untuk kelas eksperimen dan 46,85 untuk kelas kontrol. Analisis hasil Pretest menunjukkan bahwa tidak terdapat siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai 65. Nilai rata-rata tes akhir (posttest) untuk kelas eksperimen yang diperoleh sebesar 77,59 dimana terdapat 22 siswa atau 81,48% siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sedangkan 5 siswa atau 18,52% siswa tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Rata-rata untuk kelas kontrol diperoleh 69,07 dimana terdapat 19 siswa atau 70,37% siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sedangkan 8 siswa atau 29,63% siswa tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Perbandingan hasil pretest dan pottest dapat dilihat pada Gambar 1.6. Gambar 1.6 Hasil Pretest dan Posttest Hasil tes pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri No 47 Sinar Kasih di kelas eksperimen mengalami kenaikan nilai dengan kategori tinggi. Artinya pembelajaran dengan menggunakan metode examples non examples dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Karena kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan uji parametrik. Sampel yang digunakan oleh peneliti sebanyak 27 siswa pada kelas eksperimen dan 27 siswa pada kelas kontrol, sehingga langkah selanjutnya menggunakan Uji t- dua sampel. Hasil uji t-dua sampel data pretestdiketahui bahwa nilai thitung adalah -1,7 sedangkan nilai ttabel pada α = 5% dengan db (N+N-2 = 52) adalah 2,011. Hal ini berarti nilai thitung˂ttabelyaitu -1,7 ˂ 2,011 makaHo diterima, artinyaTidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan kognitif antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol sebelum pembelajaran. Gambar 1.7 Hasil Uji T untuk Data Pretest Setelah data posttest dihitung secara statistik dengan diketahui bahwa nilai thitung adalah 2,79 sedangkan nilai ttabel pada α = 5% dengan db (N+N-2 = 52) adalah 2,011. Hal ini berarti nilai thitung˃ttabelyaitu 2,79 ˃ 2,011 maka Haditerima Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan kognitif antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol setelah pembelajaran. Gambar 1.8 Hasil Uji T untuk Data Posttest Dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata angket 88% berkriteria sangat kuat karena berada pada rentang 81% - 100%. Dapat disimpulkan bahwa respon siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode examples non examples bernilai positif, yang artinya siswa sangat tertarik dengan metode yang diterapkan. Hasil angket respon siswa lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 1.9. Gambar 1.9 Rata-rata Angket Respon Siswa SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan ”Terdapat pengaruh yang signifikan metode pembelajaran examplesnon examples terhadap kognitif siswa pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas III Sekolah Dasar Negeri No.47 Sinar Kasih. Berdasarkan sub masalah penelitian, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Aktivitas siswa dan guru saat mengguanakan metode examples non examples pada meteri mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas IIISekolah Dasar Negeri No.47 Sinar Kasih pada kelas eksperimen berjalan dengan baik. Dari hasil observasi guru pertemuan pertama dan kedua diperoleh persentase 100%, artinya guru telah menyampaikan materi sesuai engan yang diharapkan. Aktivitas siswapada pertemuan pertama 80,08% dan pertemuan kedua 86,10% dengan rata-rata pertemuan pertama dan kedua 83,09% berkriteria Baik (B) karena berada pada rentang 76% - 100%. Kognitif siswa saat pengukuran awal (pretest). Hasil belajar tes awal (pretest) diberikan sebelum menggunakan metode examples non examples pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan dengan nilai rata-rata 41,66 pada kelas eksperimen dan di kelas kontrol sebelum mengunakan metode konvensional dengan nilai rata-rata 46,85.Kognitif siswa saat pengukuran akhir (posttest).Hasil belajar tesakhir (posttest) diberikan setelah diterapkan pembelajaran dengan metode examples non examples pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 77,59 dan setelah diterapkan pembelajaran konvensional pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas kontrol dengan nilai rata rata 69,07. Kognitif siswa saat pengukuran awal (pretest). Hasil belajar tes awal(pretest) di kelas kontrol sebelum mengunakan metode konvensional pada materi mengenal pengguaan uang sesuai dengan kebutuhan dengan nilai rata-rata 46,85, dan pengukuran akhir (posttest) dengan nilai rata-rata 69,07. Kognitif siswa saat pengukuran awal(pretest). Hasil belajar tes awal(pretest) di kelas eksperimen sebelum mengunakan metode examples non examples pada materi mengenal pengguaan uang sesuai dengan kebutuhan dengan nilai rata-rata 41,66 dan pengukuran akhir (posttest) dengan nilai rata-rata 77,59. Dapat disimpulkan Pada hasil pretestdiketahui bahwa nilai thitung adalah -1,7 sedangkan nilai ttabel pada α = 5% dengan db (N1+N2-2 = 52) adalah 2,011. Hal ini berarti nilai thitung˂ttabelyaitu -1,7 ˂ 2,011 maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan kognitif siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran examples non examplesdengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan. Pada hasil posttestdiketahui bahwa nilai thitung adalah 2,79 sedangkan nilai ttabel pada α = 5% dengan db (N1+N2-2 = 52) adalah 2,011. Hal ini berarti nilai thitung˃ttabel yaitu 2,79 ˃ 2,011 maka Haditerima yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan kognitif siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran examples non examples dengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan. Respon siswa setelah proses pembelajaran menggunakan metode examples non examples pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan di kelas III Sekolah Dasar Negeri No 47 Sinar Kasih dengan kategori sangat kuat, karena hasil analisis angket respon siswa rata-ratanya 88,15% dan berada pada rentang persentase 81%-100% sehingga respon siswa positif. Berdasarkan perolehan data hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sehingga dapat memberikan beberapa manfaat bagi pembaca maupun peneliti sendiri. Sebagai akhir dari penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: Siswa diharapkan untuk selalu berperan aktif dalam proses pembelajaran seperti berani mengemukakan pendapat, tidak takut salah dan memiliki rasa ingin tahu. Dengan demikian, akan meningkatkan rasa percaya diri terhadap kemampuan yang telah dimiliki. Guru diharapkan memiliki empat kompetesi dasar yaitu kompetensi pedagogik, profesionalisme, kepribadian dan sosial, agar dapat masuk kedalam dunia anak yang memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga dapat memberikan inovasi baru dalam proses pembelajaran. Guru diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup sehingga dapat memilih metode pembelajaran yang kondusif, tepat dan sesuai dengan materi yang disajikan dan mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru diharapkan dapat memahami metode pembelajaran examples non examplessehingga dapat menyikapi dengan baik kendala yang akan terjadiketika ingin menerapkan metode pembelejaran tersebut dalam proses pembelajaran. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru dapat menerapkan metode pembelajaran examples non examplesketika menyajikan materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan, karena metode pembelajaran ini dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi. Mengingat penelitian ini hanya terbatas pada materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan, maka perlu adanya penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui apakah metode pembelajaranexamples non examples dapat diterapkan dan memberikan hasil yang lebih baik lagi pada cakupan materi maupun mata pelajaran yang lain. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. K. I. dan Amri. S. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Arikunto. (2009). Dasar-Dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. BKG Tim. G.K.B.T. (2007). IPS Terpadu Untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta : Penerbit Erlangga. Budiningsih. Asri. C. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Daryanto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Deti. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R(Preview, Question, Read, Reflect,Recite, Review) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Budaya Demokrasi Di Kelas Xi Sekolah Menengah Atas Sinar Kasih Sintang Tahun Pelajaran 2013/2014. SkripsiSekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persada Khatulistiwa Sintang: Tidak diterbitkan. Ege, B. (2010). Efektivitas Model pembelajaran Heuristik Vee Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah Atas pada Konsep sistem saraf. Tesis Program Magister Pascasarjana UPI Bandung.Tidak Diterbitkan. Eggen, Paul dan Donkauchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Huda. M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Karno. R. ( 2014 ). Pengaruh metode team quiz terhadap kognitif siswa di kelas XI IPA pada materi sistem saraf manusia Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2013/2014. SkripsiSekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persada Khatulistiwa Sintang: Tidak diterbitkan. Lestari, I. W. (2014). Pengaruh Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Terhadap Kognitif Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sintang. Skripsi Pada Progrm Studi Pendidikan Biologi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang: Tidak Diterbitkan. Ngalimun. (2013). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta. Suardi Albinus. ( 2014 ).Pengaruh Media Herbarium Kering Terhadap Kognitif Siswa Pada Materi Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Sepauk.SkripsiSekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persada Khatulistiwa Sintang: Tidak diterbitkan. Sudjana. (2009). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: remaja rosdakarya. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: PT Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantiatif,dan R&D. Bandung : PT Alfabeta Sulo. La. L. S. dan Tirtarahardja. Umar. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suprijono Agus. (2014). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sutikno Subry.M. (2009). Belajar dan Pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Suwarno. (2011). Pengaruh Penerapan Model Pembalajaran Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X pada Materi Virus Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Sintang 2011/2012. Skripsi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persada Khatulistiwa Sintang: Tidak diterbitkan.