Rabu, 17 September 2014

(KDM) Keterampilan Bertanya

A.PENGERTIAN BERTANYA Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sering memberikan pertanyaan kepada siswa baik yang diajukan kepada seluruh kelompok, kelompok kecil atau siswa secara individual. Hampir tidak ada suatu kegiatan belajar mengajar tanpa satupun pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Menurut Borich yang dikutif oleh Cole dan Chan bahwa pertanyaan adalah ungkapan verbal yang digunakan untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain. Pertanyaan digunakan oleh guru untuk melihat pikiran dan tanggapan siswa secara benar terhadap penjelasan guru. Disamping itu pertanyaan dapat mendorong siswa agar mengajukan pendapat, mengajak siswa berpikir, untuk mendapatkan umpan balik, jalan untuk meningkatkan pemahaman siswa dan sebagainya. Dalam PBM tujuan pertanyaan yang dijukan guru ialah agar siswa belajar yaitu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir, baik berupa kalimat Tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa. Cara yang digunakan oleh guru dalam mengajukan pertanyaan, berpengaruh dalam hasil belajar dan cara berpikir siswa. Cara yang mempunyai pengaruh positif bagi kegiatan belajar siswa merupakan cara yang tidak mudah. Pengajuan pertanyaan yang penu arti dan menarik, merupakan tugas yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan menguasai keterampilan bertanya sebagai salah satu keterampilan mengajar. Fungsi pertanyaan guru adalah sebagai alat mengajar. Pada umumnya guru menggunakan teknik bertanya sebagai alat mengajar, walaupun sebagian besar dari pertanyaan yang diajukan masih berupa pertanyaan ingatan belaka. B.TUJUAN BERTANYA Dalam mengajukan pertanyaan guru mempunyai maksud-maksud tertentu, yang antara guru satu dengan guru yang lainnya bekum tentu tujuannya sama. Oleh karena itu jenis pertanyaan guru kalau diinventarisasikan akan banyak sekali. Tujuan pertanyaan yang diajukan guru antara lain mempunyai maksud sebagai berikut: 1.Memberikan batu loncatan (apersepsi) sebelum memasuki pokok bahasan baru 2.Mengenai apa yang telah diketahui siswa tentang pokok bahasan yang diajarkan 3.Memusatkan perhatian siswa pada pokok bahasan yang sedang disajikan 4.Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa pada suatu pokok bahasan yang diajarkan 5.Mengenal kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menerima pelajaran 6.Mengembangkan cara belajar siswa aktif 7.Mmberikan rangsangan pada para siswa agar mereka berpikir kritis dan kreatif 8.Mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat 9.Mengajak para siswa untuk memecahkan masalah 10.Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengasimilasikan informasi 11.Untuk meninjau kembali apa yang dijelaskan guru 12.Menguji dan mengukur hasil belajar siswa dalam melaksanakan tugas Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pertanyaan yang diajukan guru mempunyai maksud macam-macam. Satu pertanyaan yang diajukan dapat mencapai beberapa tujuan sekaligus pada waktu yang sama. Kadang-kadang hal ini tidak disadari, baik oleh siswa maupun oleh guru itu sendiri, sebab pertanyaan itu berkembang. C.PENGGUNAAN KETERAMPILAN BERTANYA Dalam usaha mencapai tujuan di atas, guru perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1.Kehangatan dan Keantusiasan Kelas akan kelihatan hidup apabila guru menunjukkan sikap yang antusias dan hangat. Sikap ini akan tampak pada gaya guru, ekspresi wajah, suara serta gerakan badan yang dapat mempengaruhi suasana kelas gembira dan akrab. Guru yang membawa persoalan dari rumah ke sekolah dan terbawa pada saat saat ia mengajar, akan menunjukkan sikap yang murung dan tidak gairah mengajar. Akibatnya suasana kelas akan terpengaruh juga oleh sikap guru yang kurang bergairah ini. Siswa akan enggan berpartisipasi karena melihat sikap guru yang murung dan kemungkinan besar menjadi cepat marah. Sikap ini harus dihindari. Betapapun beratnya persoalan dihadapi guru, di depan kelas ia harus bersikap wajar jangan perlihatkan sikap murung, sedih atau bersungut-sungut. Sikap hangat dan antusias ditunjukkan dalam mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban dari siswa. 2.Kebiasaan-kebiasaan yang perlu dihindari Dalam mengajukan pertanyaan ada beberapa hal yang perlu dihindari, ialah: a.mengulangi pertanyaan sendiri Sebelum siswa dapat berpikir maksimal terhadap pertanyaan, guru mengulangi pertanyaan kembali akibatnya siswa tidak konsentrasi. b.mengulangi jawaban siswa Menyebabkan waktu terbuang, siswa tidak mendengar jawaban dari temanya yang lain karena guru akan mengulanginya c.menjawab pertanyaan sendiri Pertanyaan dijawab guru sebelum siswa mendapatkan kesempatan cukup untuk memikirkan jawabanya sehingga anak beranggapan tidak perlu memikirkan jawabanya karena guru akan memikirkan jawabanya. d.pertanyaan yang menjawab jawaban serentak contoh : Apa ibu kota RI? Akibatnya guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang benar dan menutut kemungkinan terjadi interaksi selanjutnya. e.pertanyaan ganda contoh : Siapa pemimpin orang belanda yang pertama datang ke Indonesia, mengapa mereka datang, dan apa akibat mereka itu bagi bangsa Indonesia. Hal ini akan mematahkan semangat siswa yang hanya sanggup menyelesaikan satu dari semua tugas itu f.menunjuk siswa tertentu sebelum memberikan pertanyaan akibatnya anak yang tidak ditunjuk tidak memikirkan jawabannya. D.KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DAN LANJUTAN Pertanyaan guru ada yang hanya meminta siswa untuk mengingat kembali fakta atau informasi yang telah diterima, tetapi ada pula pertanyaan yang menuntut tingkat berpikir yang lebih tinggi dari siswa. Oleh karena itu dalam mempelajari keterampilan bertanya dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1.Keterampilan bertanya dasar Untuk dapat mencapai tujuan penggunaan pertanyaan di dalam kelas, guru perlu memahami komponen-komponen keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya dasar mempunyai komponen-komponen sebagai berikut: a.pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat b.pemberian acuan c.pemusatan d.pemindahan giliran e.penyebaran f.pemberian waktu berpikir g.sambutan yang hangat dan antusias h.pemberian tuntunan 2.Keterampilan bertanya lanjut Penguasaan komponen bertanya lanjut, juga berlandaskan pengusaan komponen bertanya dasar, oleh karena itu semua komponen bertanya dasar juga masih dipakai dalam menerapkan keterampilan bertanya lanjut. a.Penggunaan keterampilan bertanya lanjut: Dalam menerapkan keterampilan bertanya lanjut, ada kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya yang belum dapat dijangkau oleh keterampilan bertanya dasar ialah usaha siswa untuk mengembangkan kemampuan mengatasi masalah serta berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu penggunaannya meliputi: 1)Mengembangkan kemampuan menemukan, mengorganisasi dan melalui informasi yang diperoleh 2)Meningkatkan kemampuan membentuk dan mengungkapkan pertanyaan berdasarkan informasi yang lengkap dan relevan 3)Mendorong siswa mengembangkan ide-ide serta mengemukakannya kepada kelompok secara timbal balik 4)Memberi kesempatan-kesempatan siswa memperoleh keberhasilan yang lebih daripada biasanya b.Komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut 1)Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan 2)Penagaturan urutan pertanyaan 3)Penggunaan pertanyaan pelacak 4)Peningkatan terjadinya interaksi 3.Klasifikasi Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom Pada uraian di atas telah disinggung bahwa pertanyaan yang hanya menuntut siswa mengingat kembali fakta/informasi yang telah diterima, namun ada pula pertanyaan yang menuntut tingkat berpikir yang lebih tinggi. Untuk memudahkan anda dalam membuat pertanyaan, taksonomi Bloom dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengklasifikasikan pertanyaan. Sebelumnya perlu anda ketahui bahwa taksonomi Bloom merupakan salah satu cara yang dipakai dalam merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga diterapkan untuk mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas. Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domein) yang dikemukan Bloom dan kawan-kawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang menyangkut aspek pikir); afektif (yang menyangkut aspek sikap); psikomotor (yang menyangkut aspek keterampilan). Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini, kita gunakan domein yang pertama ialah kognitif oleh karena seseorang yang bertanya berarti ia berpikir (aspek pikir yang diutamakan). Untuk domein kognitif ini ada enam tingkatan, yang masing-masing tingkat dituntut proses berpikir yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesukarannya dari keenam tingkatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua golongan ialah: a.Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah: 1)pengetahuan (knowledge) 2)pemahaman (comprehension) 3)penerapan (application) b.Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi: 1)analisis (analysis) 2)sintesis (synthesis) 3)evaluasi (evaluation) Dari keenam tingkatan tersebut secara berturut-turut akan diuraikan sebagai berikut: a.Pertanyaan pengetahuan (knowledge) Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah, yang hanya menuntut siswa untuk dapat mngungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta, kejadian, definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya. Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pengetahuan ini antara lain: Apa? Sebutkan! Berilah nama! Siapa? Ingatlah istilah! Golongkan! Bilamana? Kemukakan definisi! Di mana? Pasangkan! b.Pertanyaan pemahaman (comprehension) Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau memahami sesuatu. Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Jadi pada tingkat ini siswa sudah tidak lagi mengingat dan mengahfal informasi yang diperoleh, melainkan harus dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut. Bentuk pertanyaan jenis ini adalah: 1)Memberkan penjelasan dengan kata-kata sendiri 2)Menyatakan ide-ide pokok tentang sesuatu dengan kata-kata sendiri 3)Membedakan atau membandingkan 4)Menerangkan dengan grafik 5)Mengubah bahan dari bentuk yang satu ke dalam bentuk lain Untuk pertanyaan pemahaman perlu diingat bahwa informasi atau bahan pelajaran harus sudah diberikan/diajarkan kepada siswa, sehingga waktu guru memberikan pertanyaan yang maksudnya untuk mengetahui apakah informasi yang telah diberikan telah dipahami siswa, mereka sudah mempunyai bahan untuk menjawab. Berapa kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan pemahaman adalah: Bedakanlah Terjemahkan Terangkan Ubahlah Simpulkan Berilah contoh Bandingkanlah Berikan interpretasi Jelaskan dengan kata-katamu sendiri c.Pertanyaan penerapan (aplikasi) Kalau pada tingkat lebih rendah siswa hanya diminta mengingat kembali, kemudian setelah memahami sesuatu pelajaran ia dapat mengungkapakan kembali yang telah dipelajari, maka kecakapan itu harus diingatkan lagi. Siswa harus dapat menggunakan informasi yang telah dipelajari itu untuk diterpkan pada suatu atau pada kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini, yang dimaksud dengan pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu jawaban dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh seelumnya. Disini siswa dihadapkan pada pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya. Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang dipeajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap masalah itu. Beberapa kata yang sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah: Guankanlah Carilah hubungan Tunjukkanlah Tuliskan suatu contoh Demonstrasikan Siapkanlah Buatlah sesuatu Klasifikasikanlah d.Pertanyaan analisis Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan menciptakan sesuatu yang baru untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab-sebab, motif-motif atau mengadakan deduksi (dari suatu generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori, dicari fakta-faktanya). Oleh karena itu pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai alternatif. Siswa tidak lagi hanya mengahafal atau mengingat-ingat apakah yang telah dipelajari melainkan dituntut pemikiran kritis. Guru harus waspada dengan jawaban siswa, mungkin jawaban itu hanya diperoleh dari bagian bab dalam buku teks dan bukan hasil pemikirannya. Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif sebagai berikut: 1)Menguraikan alasan atau sebab-sebab dari suatu kejadian 2)Mempertimbangkan dan menganalisis inforamsi yang tersedia agar mencapai suatu kesimpulan atau generalisasi berdasarkan informasi 3)Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang menunjang atau menyangkal kesimpulan/generalisasi itu Dengan pertanyaan analisis dituntut kemampuan untuk meraikan suatu generalisasi ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen sehingga ide-ide itu dapat dimengerti dengan jelas. Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah: a)Analisislah…………. b)Kemukakan bukti-bukti……….. c)Mengapa………. d)Identifikasikan………….. e)Tunjukkanlah sebabnya………. f)Berilah alasan-alasan………. e.Pertanyaan sintesis Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingakta tinggi yang menuntut siswa untuk berpikir orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat merupakan suatu kesatuan. Mereka dituntut untuk mendakan induksi (dari fakta-fakta/unsur-unsur/informasi, diambil suatu kesimpulan atau generalisasi). Siswa tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus berpikir dengan sunguh-sunguh. Jenis pertanyaan ini akan dapat meningkatkan kreativitas serta daya penalaran siswa. Pertanyaan sintesis ini dapat berbentuk: 1)Pertanyaan yang meminta siswa mengadakan prediksi atau membuat ramalan 2)Pertanyaan yang diminta siswa mengungkapkan ide dan mengahasilkan komunikasi orisinil 3)Pertanyaan yang menuntut pemecahan masalah Dengan jenis pertanyaan ini, guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan daya kreasinya. Berikut ini adalah kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis: Ramalkanlah……. Tulislah……. Bentuk…. Bagaimana kita dapat memecahkan…. Ciptakanlah….. Apa yang terjadi seaindainya… Susunlah…. Bagaimana kita dapat memperbaiki…. Rancanglah…. Kembangkan….. f.Pertanyaan evaluasi Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi, karena pekerjaan menialai hanya mungkin dilakukan dengan baik bila fungsi-fungsi kognitif yang lain, dari pengetahuan sampai dengan sintesis telah dikuasai. Untuk dapat menyatakan pendapat atau menilai berbagai ide, karya seni, pemecahan masalah serta alasan-alasan keputusannya, harus digunakan kriteria-kriteria tertentu, apakah berupa kriteria yang benar atau nilai-nilai yang dipilih oleh siswa sendiri. Dalam pertanyaan evaluasi adanya standar atau kriteria pengukuran merupakan sesuatu yang mutlak. Penggunaan standar atau kriteria yang berbeda akan mengakibatkan jawaban yang berbeda pula. Tetapi dalam mengembangkan penalaran siswa, jawaban-jawaban yang berbeda tersebut memang diharapkan. Hal ini menunjukkan adanya pemikiran dari setiap siswa, berarti bukan hanya menghafal atau meniru jawaban orang lain. Pertanyaan evaluasi dapat dikategorikan sebagai berikut: 1)pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat tentang berbagai persoalan 2)pertanyaan yang menilai suatu ide 3)pertanyaan yang meminta siswa menetapkan suatu cara pemecahan masalah 4)pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik Dari pertanyaan di atas kita dapat melihat bahwa siswa akan dapat menjawab bila ia mempunya kriteria tertentu. Mereka harus menilai sejauh mana sesuatu itu memenuhi kriteria, baik yang menggunakan standar objektif maupun nilai yang bersifat pribadi. Kadang-kadang siswa mempunyai pandangan yang berbeda, oleh karena itu perlu didukung oleh alasan-alasan atau argumentasi tertentu. Dengan demikian siswa akan belajar menggunakan penalaran tingkat tinggi. Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan ini ialah: 1)Berilah pendapat….. 2)Alternatif mana yang lebih baik…. 3)Setujukah anda….. 4)Kritiklah…. 5)Berilah alasan… 6)Nilailah….. 7)Bandingkan….. 8)Bedakanlah…….