Senin, 14 November 2016

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

A. Pengertian Istilah Pancasila Istilah pancasila pertama kali dikenal di dalam pidato Ir. Soekarno sebagai anggota Doktrit zu Tyunbi Tjosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 1 juni 1945 di Jakarta, badan ini kemudian setelah mengalami penambahan anggota menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dari uraian tersebut dinyatakan: Panca adalah Lima, Sila adalah Asas atau Dasar. Untuk Lebih jelas dikutip bagian pidato beliau tersebut : “ . . . . namanya bukan panca Dharma, tetapi nama ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya adalah Pantja Sila, Sila artinya asas atau dasar, dan diatas kelima dasar itu mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi. B. Perumusan- Perumusan Pancasila Perumusan pancasila itu menurut beberapa dokumen sejarah tidak sama sekali sama, mengalami perubahan-perubahan baik urutannya maupun kata-katanya. Berturut-turut dapat dilihat dalam : 1. Lahirnya pancasila,1 juni 1945 2. Piagam Jakarta, 22 juni 1945 3. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, 18 Agustus 1945 (berita Republik Indonesia II-7) 4. Mukaddimah konstitusi R. I. S. 31 Januari 1950 (Kepres R. I. S. tahun 1950 No. 48 L. N. 50-3) 5. Mukaddimah Undang-undang Dasar sementara Republik Indonesia (Undang-undang 15 Agustus 1950 No. 7 L. N. 50-56) 6. Dekrit presiden 5 juli 1959 “kembali kepada Undang-undang Dasar 1945” Yang padaalinea ke lima konsideran menyatakan bahwa : “ bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tanggal 22 juni 1945 menjiwai undang-undang dasar 1945, dan adalah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut”. C. Lahirnya Pancasila Adalah penamaan pidato Ir. Soekarno selaku anggota “Dokuritsu Zunbi Tyoosakai”atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia” yang diucapkan pada sidangnya yang pertama 28 s/d 1 juni 1945 di Jakarta. Sidang itu dipimpin oleh ketuanya Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat yang atas permintaan beliau agar badan itu merumuskan dasar-dasar dan tujuan filosofis dari negara yang akan merdeka itu. Pada bagian pidato itu disebutkan : “ saudara-saudara, apakah prinsip ke lima ? saya telah mengemukakan 4 prinsip ; 1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan. 3. Mufakat, atau Demokrasi. 4. Kesejahteraan social. Prinsip yang ke lima hendaknya : menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. D. Pengertian Dasar Negara Sesuai dengan pengertian paham organisme tentang negara, yakni negara adalah sesuatu yang hidup, tumbuh,mekar dan dapat mati atau lenyap, maka pengertian dasar negara meliputi arti sebagai berikut : a. Basis atau fundament negara b. Tujuan yang menentukan arah negara c. Pedoman yang menentukan cara bagaimana negara itu menjalankan fungsi-fungsinya dalam mencapai tujuan itu. Istilah presiden soekarno ialah” dasar statis“ dan “ Leitsatar dinamis “ di kutip sebagai berikut : “ . . . bahwa bagi Republik Indonesia, kita memerlukan satu dasar yang bisa menjadi dalam statis dan yang bisa menjadi Leitstar dinamis. Leitstar, bintang pimpinan”[1][1] E. Pancasila Sebagai Dasar Negara Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, sebagaimana di tegaskan oleh “ Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 : “ . . . . . maka di susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar Negara Republik Indonesia yang berkadaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada (garis dari penulis) : Ketuhanan Yang Maha Esa . . . . . . . dan seterus nya” Presiden soekarno dalam uraian “Pancasila Sebagai Dasar Negara” mengartikan dasar Negara itu sebagai Weltanshauung, demikian beliau berkata : “ saudara mengerti dan mengetahui, bahwa pancasila adalah saya anggap sebagai dasar dari pada Negara Republik Indonesia, atau dengan bahasa jerman : satu Weltanscahauung di atas mana kita meletakkan Negara Republik Indonesia” Weltanschauung suatu abstraksi, konsepsi atau susunan pengertian-pengertian yang melukiskan asal mula kekuasaan Negara, tujuan Negara dan cara penyelenggaraan kekuasaan Negara itu, di samping itu Weltanschauung berarti pandangan(filsafat) hidup dari suatu bangsa atau masyarakat tertentu. Pancasila dalam kedudukannya ini sering di sebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari negara,ideology negara atau (staatsidee). Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang ini, dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat,wilayah,serta pemerintahan negara. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum. Sehingga merupakan suatu sumber nilai,norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau convensi.Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum, Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran. Yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan dalam pasal-pasal UUD 1945, serta hukum positif lainnya. Kedudukan pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirinci sebagai berikut : - Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan asas kerokhanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945 dijelma lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran. - Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar 1945. - Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk para penyelenggara partai dan golongan fungsional memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran ketempat yang bunyinya sebagai berikut : “ . . . . . Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. - Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi penyelenggara negara, para pelaksana pemerintahan (juga para penyelenggara partai dan golongan fungsional). Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, karena masyarakat dan negara Indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat. Dengan semangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara sebagai pandangan hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerokhanian negara. Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia tersimpul dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang bunyinya sebagai berikut : “ . . . . . . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengertian kata” . . . Dengan berdasar kepada . . . “ hal ini secara yuridis memiliki makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir Pembukaan UUD 1945 tidak tercantum kata ’Pancasila’ secara eksplisit namun anak kalimat “ . . . dengan berdasar kepada . . . . “ ini memiliki makna dasar negara adalah Pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar negara Indonesia itu disebut dengan istilah Pancasila. Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan negara bahwa tujuan utama dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.Oleh karena itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, ketetapan No XX/MPRS/1966.( Jo Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan No. IX/MPR/1978). Di jelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum Indonesia yang pada hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta watak dari bangsa Indonesia. Selanjutnya dikatakannya bahwa cita-cita tersebut adalah meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu.Kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan social, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara.Cita-cita moral mengenai kehidupan ke masyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawantahan dari budi nurani manusia. Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melalui Sidang Istimewa tahun 1998, mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang tertuang dalam tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda dalam proses reformasi, yang meliputi berbagai bidang selain mendasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat (sila IV) juga harus mendasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Reformasi tidak mungkin menyimpang dari nilai Ketuhanan.Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan, bahkan harus bersumber kepadanya. DAFTAR PUSTAKA · Syahar, H.Syaidus, 1975, Pancasila Sebagai Paham Kemasyarakatan Dan Kenegaraan Indonesia, Alumni, Bandung. · Kaelan, 2003, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta. [1][1]Kaelan, 2003, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.hlm:29-46 [1][2]Syahar, H.Syaidus, 1975, Pancasila Sebagai Paham Kemasyarakatan Dan Kenegaraan Indonesia, Alumni, Bandung.hlm:110-112

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT A. Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Selama manusia hidup sebenarnya tidak seorang pun dapat menghindar dari kegiatan berfisafat. Jikalau berpendapat dalam hidup ini materialah yang essensial dan mutlak, maka orang tersebut berfilsafat materialisme. Jikalau berpandang bahwa kebenaran pengetahuan itu sumber rasio maka orang tersebut berfilsafat rasinalisme. Jikalau berpandang bahwa kenikmatan, kesenangan dan kepuasan lahiriah dalam hidup ini yang penting, maka berfilsafat hedonisme. Jikalau berpandang dalam hidup masyarakat maupun Negara yang penting adalah kebebasan individu yang bebas, maka berpandangan individualisme, liberalisme. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur, masing-masing unsure mempunyai fungsi sendiri-sendiri, mempunyai tujuan yang sama, saling keterkaitan (interrelasi) dan ketergantungan (interdependensi), sehingga merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Filsafat berasal dari bahasa yunani, yaitu philein (cinta) dan sophos (kebenaran, hikmah atau bijaksanaan). Jadi kata filsafat berarti cinta kebenaran atau cinta kebijaksanaan. Berdasarkan lingkup bahasannya filsafat terdiri dari dua makna yaitu:  Filsafat dalam arti produk: Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia. Sehingga manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber dari akal manusia, dan sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, dan pemikiran dari para filsuf misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme.  Filsafat dalam arti proses: Fisafat di artikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai objeknya. Cabang-cabang filsafat meliputi:  Metafisika: membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis, yang meliputi bidang-bidang ontology (membicarakan teori sifat dasar dan ragam kenyataan), kosmologi (membicarakan tentang teori umum mengenai proses kenyataan) dan anthropologi.  Epistemologi: membahas persoalan hakikat pengetahuan.  Metodologi: membahas persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.  Logika: membahas persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir yang benar.  Etika: berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.  Estetika: berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan. Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai sistem filsafat atau sebagai dasar negara kita merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bathin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. Filsafat Pancasila adalah filsafat yang mempunyai obyek Pancasila, yaitu obyek Pancasila yang benar dan sah sebagaimana tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Inti sila-sila Pancasila meliputi: Tuhan, yaitu sebagai kausa prima Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya. Fungsi Filsafat Pancasila: Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental/mendasar dalam kehidupan bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat. Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara atau tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan) Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan terlihat jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan bernegara). B. Bukti Pancasila sebagai sistem filsafat Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri suatu kesatuan bagian-bagian, bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, saling berhubungan dan ketergantungan, keseluruhannya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem), dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pancasila menjadi landasan dan falsafah dasar negara telah membuktikan dirinya sebagai wadah yang dapat menyatukan bangsa. Dengan Pancasila bangsa Indonesia diikat oleh kesadaran sebagai satu bangsa dan satu negara. Pancasila memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. 1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organis. Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia yaitu sebagai monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani, sifat kodrat sebagai mahluk individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi yang berdiri sendiri dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini terjadi karena manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti dari isi pancasila.Unsur hakikat manusia merupakan kesatuan yang bersifat organis dan harmonis. Sila-sila Pancasila merupakan penjelasan dari hakikat manusia monopluralis yang merupakan kesatuan organis maka memiliki kesatuan yang organis pula. 2. Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramidal. Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis sila-sila Pancasila merupakan rangkaian tingkat dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi sifatnya (kualitas). Sedangkan makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas sedemikian rupa sehingga urutannya tidak akan berubah.Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan memenuhi sebagian sistem filsafat. Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal maka sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah ketuhan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan sosial sehingga di dalam setiap sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya. Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal : Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga, keempat dan kelima. Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima. Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima. Sila keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, meliputi dan menjiwai sila kelima. Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat. 3. Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada setiap sila terkandung keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi : Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan Ini merupakan bukti bahwa sila-sila Pancasila merupakan kesatuan atau sebagai Sistem Filsafat. SUMBER ARTIKEL : id.scribd.com/doc/137915754 (GOOGLE) ml.scribd.com/doc/54257633/Pancasila-Sebagai-Sistem-Filsafat (GOOGLE)

Pancasila sebagai ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi Negara A. Pengertian Pancasila Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular, dalam buku Sutasoma ini, selain mempunyai arti“Berbatu sendi yang lima” (dari bahasa Sangsekerta) Pancasila juga mempunyai arti “Pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu sebagai berikut: 1. Tidak boleh melakukan kekerasan 2. Tidak boleh mencuri 3. Tidak boleh berjiwa dengki 4. Tidak boleh berbohong 5. Tidak boleh mabuk minuman keras / obat-obatan terlarang Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.sebagai dasar negara maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan pemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada Pancasila, namun berdasrkan kenyataan, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut telah dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan kita teruskan sampai sekarang. Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dijadikan Dasar Negara Indonesia. B. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Dalam pengertian ini, Pancasila disebut juga way of life, weltanschaung, wereldbeschouwing, wereld en levens beschouwing, pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan hidup dan petunjuk hidup.Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang.Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindakn pembuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila.Hal ini karena Pancasila Weltanschauung merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis. C. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia Pancasila sebagai falsafah negara (philosohische gronslag) dari negara, ideology negara, dan staatside.Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan atau penyenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, yang dengan jelas menyatakan “……..maka sisusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu udang-undang dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suat susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada…..” Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia mempunyai beberapa fungsi pokok, yaitu: 1. Pancasila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP No.XX/MPRS/1966 dan ketetapan MPR No.V/MP/1973 serta ketetapan No.IX/MPR/1978.merupakan pengertian yuridis ketatanegaraan 2. Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat sosiologis) 3. Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis dan filosofis). D. Sila – Sila Pancsila 1. Sila Katuhanan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manuasia percaya dan taqwa terhadap Tuhan YME sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab Kemanusiaan yang adil dan beradab menunjang tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan –kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat dan bekerja sama dengan bangsa –bangsa lain. 3. Sila Persatuan Indonesia Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. 4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan Manusia Indonesia menghayati dan menjungjung tinggi setiap hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus menerimannya dan melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab.Disini kepentingan bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan.Pembicaraan dalam musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Dalam melaksanakan permusyawaratan, kepercayaan diberikan kepada wakil-wakil yang dipercayanya. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. E. Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Secara ringkas proses perumusan tersebut adalah sebagai berikut : a. Budianto, 2006, “Pendidikan Kewarganegaraan”, Erlangga, Jakarta. Mr. Muhammad Yamin, pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 menyampaikan rumusan asas dasar Negara sebagai berikut : 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat Setelah menyampaikan pidatonya, Mr Muhammad Yamin Menyampaikan usul tertulis Naskah rancangan undang-undang dasar . didalam pembukaan rancangan UUD itu tercantum lima asas dasar Negara yang berbunyi sebagai berikut : 1. Ketuhanan yang maha esa 2. Kebangsaan persatuan Indonesia 3. Rasa kemanusian yang adil dan beradab 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan 5.undangg-undang Dasar. Di dalam pembukaan Rancangan UUD itu tercantum lima asas dasar Negara yang berbunyai sebagai berikut : 1. Ketuhanan yang Maha Esa 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia 3.Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab 4.kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah dan Kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan b. Budianto, 2006, “Pendidikan Kewarganegaraan”, Erlangga, Jakarta. Mr Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945 antara lain pidatonya menyampaikan usulan lima dasar Negara, yaitu sebagai berikut : 1. Paham Negara Kesatuan 2. Perhubungan Negara dengan Agama 3. Sistem Badan Permusyawaratan 4. Sosialisasi Negara 5. Hubungan antar bangsa c. Ir. Soekarno, dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945 mengusulkan rumusan dasar Negara adalah sebagai berikut : 1. Kebangsaan atau Perikemanusiaan 2. Internasional atau Perikemanusiaan 3.Mufakat dan Demokrasi 4.Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang berkebudayaan DAFTAR PUSTAKA 1. Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara Sekolah Menngah Umum. Surakarta; PT. Pabelan. 2. Pangeran Alhaj S.T.S Drs., Surya Partia Usman Drs., 1995. Materi Pokok Pendekatan Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud. 3. NN. Tanpa Tahun. Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila. Sekretariat Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II/MPR/1987. 4. Budiyanto, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan, Erlangga, Jakarta. Winarno, S.Pd. M.Si. 2008, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, PT. Bumi Aksara, Jakarta 5. Muhammad Yamin Notonegoro, Ir. Seokarno Berdasarkan Termilogi 6. Prof. Dr. Roland Peanak, dalam bukunya “ Demokratic political Theory”. Memberi makna ligature sebaga i Ikatan Budaya” atau Cultural bond. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2025686-contoh-makalah-pancasila-kedudukan-pancasila/#ixzz1Zn6RKfdd

PENGEMBANGAN MEDIA

PENGEMBANGAN MEDIA A. Media Berbasis Visual Visualisasi pesan, impormasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat di kembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto,gambar/ ilustrasi, sketsa/ gambar garis, grafik,bagan,chat,dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.sementara itu,grafik merupakan refresentasi simbolis dan artistik sesuatu objek atau situasi. Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan evektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu.hal ini hanya dapat dicapai dengan megatur dan mengorganisasikan gagasan-gasan yang timbul,merencanakannya dengan saksama,dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisi objek,konsep,informasi,atau situasi.dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu,antara lain prinsip kesederhanaan,keterpaduaan,penekanaan,dan keseimbanggan.unsur-unsur visual yang selanjutnya perlu dipertimbangkan adalah bentuk,garis,ruang,tekstur,dan warna. Kesederhanaan Secara umum kesederhanaan itu megacu kepada jumlah ilemen yang terkandung dalam suatu visual.jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu.pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi kedalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami,demikian pula teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi (misalnya antara 15 samapi dengan 20 kata).kata-kata harus memakai hurup yang sederhana dengan gaya hurup yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan atau pun serangkaian tampilan visual.kalimat-kalimatnya juga harus ringkas tetapi padat,dan mudah dimegerti Keterpaduaan Keterpaduan megacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.elemen-elemen itu harus saling terkait menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat membantu pemahamaan pesan dan informasi yang dikandungnya. Penekanaan Meskipun penyayian visual dirancang sesederhana mungkin,seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanaan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatiaan siswa. Keseimbangan Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruangan penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.keseimbangan yang keseluruhanaanya simetris disebut keseimbangan formal.keseimbangan seperti ini menampakan dua bayangan visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu,keseimbangan formal cenderung tamapak statis.sebaliknya,keseimbangan informal tidak keseluruhaannya simetris-memberikan kesan dinamis dan dapat menarik perhatian.pengembangan visual dengan keseimbangan informal memerlukan daya imajinasi yang lebih tinggi dan keinginan bereksperimen dari perancang visual. Bentuk Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karena itu,pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan,informasi atau isi pelajaran perlu diperhatikan. Garis Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus. Tekstur Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus.tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya dengan warna. Warna Warna merupakan unsur visual yang penting,tetapi ia harus digunakan dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik.warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan,atau untuk membangun keterpaduan.disamping itu,warna dapat mempertinggi tingkat realisme objek atau situasi yang digambarkan menunjukan akan persamaan dan perbedaan,dan menciptakan respons emosional tertentu.ada tiga hal penting yang harus diperhatikan ketika menggunakan warna,yaitu (1)pemilihan warna khusus (merah,biru,kuning,dan sebagainya),(2)nilai warna(tingkat ketebalan dan ketipisan warna itu dibandingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut),dan(3)intesitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan dampak yang diinginkan. a.Gambar Gambar yang dimaksudkan disini termasuk foto,lukisan/gambar,dan sketsa(gambar garis).tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa. Gambar jadi Materi pelajaran yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi yang dapat diperoleh dari sumber yang ada. Gambar-gamabar dibawah ini dari majalah, booklet, brosur, selebaran, dan laian-lain mungkin daoat memenuhi kebutuhan kita. Jika pada saat ini belum memiliki clipping gambar, sebaiknya kita mulai mengumpulkan gambar dari berbagai disiplin ilmu. Dari berbagai sumber tersebut diatas, diharapkan tersdia gambar yang sesuai dengan isi pelajaran. Dengan gabungan dari potogan dua gambar atau lebih kebutuhan terhadap gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan dapat terpenuhi. Hal penting yang harus selalu diperhatikan adalah hak cipta atas gambar yang akan digunakan. Jika gambar-gambar yang akan digunakan itu memiliki hak cipta, kita perlu meminta izin kepada pemegang hak cipta itu. Gambar yang dikumpulkan dan dipilih untuk digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran sebaiknya difotokopi. Gambar- gambar itu kemudian digabung dengan label judul dengan huruf-huruf lekat (misalnya, lugios). Hasilnya dapat difotokopi atau di foto kemudian di cetak diatas kertas foto berarti yang baik diatas kertas fotografi yang baik dengan ukuran yang diingkan. Meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan kesenian atau melukis, kita dapat membuat gfambar sederhana yang merupakan sketsa atau gambar garis (stick figure). Gambar garis, kendatipun amat sederhana dapat menunjukan aksi atau sikap dengan dampak yang cukup baik. Dengan gambar garis kita dapat menyampaikan cerita atau pesan-pesan penting. Disamping gambar garis dapat dibuat langsung pada papan tulis ketika berada dikelas, gambar juga dapat dipersiapkan lebih dahulu pada lembaran karton atau kertas yang sesuai. Dalam membuat gambar garis ciri utama objek, aksi, atau situasi yang ingin dilukiskan harus tetap ada. Wajah yang ceria dapat dibedakan dari wajah yang cemberut dengan dengan garis-garis melengkung pada pada wajah (misalnya mulut dan alis). Dalam uraian berikut dikemukakan salah satu cara pengunaan papan tulis secara efektif untuk menghindari pekerjaan menulis dan mengambar dipaapn tulis, semua kegiatan pelajaran harus dirancang dengan baik, dan pemakain papan tulis itu menjadi bagian dari rencana pemebelajaran. Paapn tulis sebaiknya dibagi kedalam beberapa bagian, tiga atau empat bagian. Misalnya, papan tulis dibagi dengan bentuk huruf H besar, sehingga terdapat empat bidang. Satu dibidang digunakan sebagai bagian permanen yang digunakan untuk konsep atau rumus yang akan selalu dirujuk, dan dirujuk kembali, selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Misalnya pola kalimat atau daftar kata-kata. Informasi pada bidang permanen ini dapat pula menjadi alat penyegar ingatan siswa pada saat pelajaran akan berakhir setelah melakukan berbagai kegitan dan latihan. Bidang kedua dari papan tulis digunakan untuk mengambar atau membuat gambar garis yang dapat ditampilkan selama diperlukan. Bidang lainnya digunakan untuk menuliskan atau mengambarkan konsep atau informasi yang segera dihapus setelah siswa selesai menyalinnya. Fotografi Foto seperti halnya bentuk visual bentuk visual lainnya dapat ditemukandari berbagi sumber, seperti surat kabar, majalah, brosur, dan buku-buku. Dengan demkian, foto dapat dipeoleh dengan mudah untuk digunakan secara efektif sebagai media pembelajaran. Sebagai media pembelajaraan, foto haruslah dipilih dan dignakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian foto bisa memenuhi fungsinya untuk membangkitkan motivasi dan minat siswa, mngembangkan kemampuan siswa berbahasa, dan membantu siswa menafsirkan serta mengingat isi pelajaran yang berkenaandengan foto-foto tersebut. Disamping siswa dapat mengunakan foto secara perorangan, foo dapat pula digunakan secara brkelompok terutama untuk melancarkan kegiatan diskusi tentang isi pelajaran. Diskusi tentang jenis-jenis spesies tertentu dari binatang akan berjalan efektif apabila disertai dengan foto-foto berbagai jenis binatang yang termaksud spesies yang sedang dibicarakan. Untuk menunjukan berbagi jenis gaya bangunan (arsistek) islam atau perbedaan gaya arsistek dari berbagai negara dan jaman, misalnya foto dapat digunakan dengan efektif. Foto yang digunakan sebagai media pembelajaran harus artistik dalam arti foto tersebut mempertimbangkan faktor-faktor seperti komposisi, pewarnaan yang efektif, dan teknik pengambilan dan pemrosesan yang baik selanjutnya, foto harus cukup besar dan jelas untuk kelompok siswa yang dihadapi. Foto harus jelas karena hanya dengan ketajaman dan kontras yang baik yang dapat memberikan ketepatan dan rincian yang memadai untuk mengambarkan kenyataan yang ditambpikannya. Kebenaran foto atau validitas foto mengambarkan keadaan yang sesungguhnya, bukanlah foto seuatu objek atau peistiwa yang dibaut-buat atau didramatisasi. Apabila pemotretan dilakukan sendiri dalam rangka mengembangkan foto sebagi media pembelajaran, maka beberapa hal teknis perlu diperhatikan. Terutama kita harus mengenal bagian-bagian utama dari kamera yang akan digunakan, seperti lensa bidik, pengatur fokus, pengatur kecepatan dia fragma, ombol jepret, pemutar filem dudukan lampu blitz, dan mengatur jarak. Selanjutnya pada saat megambil foto (memotert) kita harus memperhatikan faktor-faktor cuaca kecepatan, dan jarak. Cuaca sangat menentukan diafragma (bukan jendela tempat cahaya masuk lensa). Pada saat cuaca terang menderang ukuran diafragma berangka besar, misalnya 16, dan pada saat cuaca mendung atau dalam arena terlindung pohon diafragma 4. Selanjutnya kecepatan (lamanya jendela lensa terbuka) juga ditentukan oleh cuaca dan angka ada dia fragma. Pada saat cuca terang dengan diafragma 16, angka kecepatan dapat distel pada 250 (artinya kecepatan sperduaratus liam detik) semakin gelap (mendung) cuaca semakin lama lensa terbuka misalnya 60 (sperenam puluh detik). Faktor jarak merupakan patokan ketika dalam mengambil gambar. Biasanya pada lensa kamera terdapat angka-angka yang menunjukan jarak anatara kamera dan objek yang akan dipotret. Pemotertan dan komposisi gambar Keefektifan foto sebagai media pemb elajaran dipengaruhi dua aspek yang berhubungan dengan komposisi gambar yaitu pembidangan gambar secara secara keseluruhan dan pengaturan unsur-unsur penting yang ingin diliput dalam gambar dari segi pembidangan gambar perlu diperhatikan titik pandang yang terbaik u ntuk pengambilan gambar dan sberapa banyak wilayah yang harus diliput. Objek yang dipotert sebaiknya berada ditengah-tengah bidang wilayah gambar penempatan objek akan memberikan pesan tertentu dilihat dari jarak dan ukuran gambar objek yang diinginkan, cara pemotertan dasar dibagi menjadi tiga , yaitu pemotertan jauh, pemotetan jarak tengah dan pemotertan jarak dekat. Prinsip-prinsip pengaturan gambar sebagai berikut (kemp dan Dayton, 1985:94-95): 1. Kebanyakan materi visual secara normal memiliki format horizontal. Usahakan supaya tidak mencampurkan format horizontal dan format vertikal dalam satu seri gambar atau filem bingkai. 2. Usahakan agar gambar itu hanya menfokuskan pada satu objek utama atau pusat perhatian. Hilangkan semua unsur-unsur sekunder dan pusatkan pada satu hal pokok. 3. Karena siswa tidak memiliki cara tertentu untuk menilai ukuran objek yang tak dikenal dalam gambar, perlu memasukan beberapa objek yang biasa/lazim bagi siswa ke dalam gambar sebagai perbandingan. 4. Jaga supaya latar belakang tetap sederhana. Hilangkan semua latar belakang yang membingungkan dengan memindahkan objek-objek yang menganggu, pasang layar sebagai latar belakang, atau jadikan latar belakang itu tidak berfokus (kabur) dengan menggunakan angka diafragma yang kecil untuk mengendalikan wilayah yang berfokus. 5. Masukan beberapa layar depan untuk menciptakan kesan kedalam (utamanya untuk pengambilan gambar dengan LS). Latar depan membantu menyeimbangkan gambar dan membuatnya menarik. 6. Jadikanlah gambar itu dinamis (tidak statis) dengan meragamkan posisi atau sudut pengambilan gambar. Perubahan sudut pemotretan menciptakan kesan dinamis dan memberi ragam dan variasi terhadap komposisi gambar. 7. Jika mengambar aksi, usahakan agar ada ruang yang memadai di depan atau daerah arah aksi itu. 8. Rasakan dan gunakan akal sehat dalam menentukan kompsisi gambar. Pikirkan apa yang ingin dicapai dengan gambar itu barulah tetapkan posisi kamera atau sudut pengambilan gambar. Jika perlu, coba dengan dua atau tiga posisi dan satu sudut pandang kamera. b. Chart dan Bagan Chart sering terdapat dalam buku-buku pelajaran dan materi pelajaran lainnya. Chart harus mempunyai tujuan pembelajaran yang ditentukan dengan jelas. Bagi siswa yang berusia muda suatu chart harus berisikan hanya satu konsep atau gambaran konsep. Sebaiknya chart itu ditekan hingga hanya berisi informasi verbal atau visual yang minimum untuk dapat dipahami. Jika ingin mengungkapkan beberapa gagasan atau konsep, sebaiknya dibaut serangkain chart sederhana. Informasi pembelajaran dan pesan-pesan isi pelajaran dikomunikasikan melalui salura visual. Berikut disajikan beberapa macam chart dan bagan. 1. Bagan organisasi menunjukan hubungan atau rantai perintah/komando dalam suatu organisasi seperti perusahaan, organisasi sosial, lembaga pemerintah. 2. Chart klasifikasi miring degan bagn organisasi, tetapi umumnya digunakan untuk mejelaskan atau mengelompokan objek, peristiwa, atau spesis. 3. Garis (alur) waktu mengambarkan hubungan kronologis antara peristiwa-peristiwa yang terjadi. 4. Bagan alir (flowchart) adalah bagan proses yang menunjukan suatu urutan, prosedur, atau aliran proses 5. Tabel berisikan informasi angka-angka atau data. Tabel merupakan media yang sangat baik untuk menunjukan informasi waktu yang ditampilkan dalam bentuk kolom-kolom. B. Media Berbasis Audio-Visual Media audio dan audio-visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan untuk : 1. Mengembangka keterampilan mendengar, dan mengevaluasi apa yang telah didengar. 2. Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan menggunakan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi. 3. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa. 4. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah. a. Radio dan Tape Media audio dapat di gunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan media sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Meskipun tidak ada prosedur baku tentang penggunaan bahan-bahan audio, sebaiknya materi audio itu di sajikan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : Mempersiapkan diri. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi. Salah satu caranya adalah dengan memeriksa dan mencobakan materi itu, membuat catatan tentang hal-hal penting yang tercakup dalam materi audio, dan menentukan apa yang akan di gunakan untuk membangkitkan minat, perhatian dan motivasi siswa. Membangkitkan kesiapan siswa. Siswa di tuntun agar memiliki kesiapan untuk mendengar. Variasi lain dalam mempersiapkan murid untuk mendengar yaitu : (1) mengidentifikasi materi – judul, peserta, atau keadaan yang terjadi (2) memberikan informasi latar belakang yang menarik tentang program itu (3) membahas secara singkat bersama siswa mengenai topik dan memunculkan pertanyaan kunci yang jawabannya dapat di peroleh dari materi audio (4) membuat di papan tulis daftar kata-kata kunci atau frase kunci di dalam bahan audio (5) menjelaskan mengapa siswa harus mendengarkan materi audio, kaitan dengan pengetahuan dan tugas siswa, yang harus di lakukan, dan bagaimana dapat memperoleh keuntungan dari materi itu. Mendengarkan materi audio. Menuntun siswa untuk menjalani pengalaman mendengar dengan waktu yang tepat atau dengan sedikit penundaan antar pengantar danmulai proses mendengar. Diskusi (membahas)materi program audio. Diskusi di mulai secara informal dengan mengajukan pertanyaan umum setelah selesai mendengar program audio. Diskusi ini di akhiri dengan meminta satu atau dua orang siswa memberikan rangkuman (intisari) program audio itu. Menindak lanjuti program. Umumnya, diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program mengakhiri kegiatan mendengar. Untuk membuat kegiatan di luar kelas atau di rumah lebih efektif dan produktif, dengan teknik : (1) melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan dengan pemilihan rekaman dan siaran radio yang baik (2) menghubungkan kegiatan mendengar dengan tugas-tugas sekolah (3) mendiskusikan dan memeriksa cara di man kebiasaan belajar di rumah bisa di tingkatkan. b. Kombinasi slide dan suara Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah di produksi. Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat di gunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional. Keefektifan penyajian pelahjaran melalui multimedi seperti ini memerlukan perhatian khusus kepada faktor-faktor : a) Sajikan konsep-konsep dan gagasan satu persatu. b) Gunakan bidang penayangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu untuk menyampaikan pesan materi pembelajaran. c) Susunlah unsur-unsur gambar itu dan aturlah hubungan antar unsur-unsur itu, dengan pertimbangan bahwa pesna utama di letakkan di tengah layar dan informasi lainnya pada ruang di sisi ruangan. d) Pilihlah slide yang berkualitas baik menurut teknis dan estetis. e) Pilihlah musik yang dapat menyentuh praasn untuk penyajian, tetapi perhatikan jangan sampai musik mengatasi narasi. f) Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dalam penyajian. g) Jangan terlalu banyak narasi; biarkanlah gambar-gambar yang menyajikan informasi atau pesan-pesan. h) Dalam beberapa hal, penggunaan lebih dari satu suara dalam narasi akan membuat penyajian lebih dinamis. Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran slide tape yang sederhana : 1. Menganalisis karakteristik siswa. 2. Menetapkan tujuan pembelajaran. 3. Setalah meneyelesaikan kedua langkah tersebut, guru sudah memiliki gagasan yang jelas tentang bagaimana penyajian itu akan digabungkan kedalam rencana pembelajaran keseluruhan. 4. Dengan kartu indeks, buatlah sketsa kasar gambar visual yang muncul pada saat membayangkan bagian-bagian utama bahasan pelajaran. 5. Pada bagian bawah sketsa tulisan pernyataan singkat yang dapat menangkap butir inti yang ingin disajikan. 6. Buatlah 1 kartu untuk gagasan yang menuntun kedalam kandungan isi yang baru saja dibuat sketsanya, kemudian buatlah yang lain mengikuti yang pertama. 7. Jika tidak ada lagi gagasan dalam mata rantai pertama, pindahlah kegagasan utama yang kedua yang belum masuk kedalam urutan diatas. 8. Aturlah kartu-kartu itu menurut urutannya yang logis. 9. Edit dan revisi kartu-kartu rencna tadi dengan mempertimbangkan aspek kepraktisannya. 10. Gunakan catatan untuk mempersiapkan naskah audio. 11. Latih penyajian media pembelajaran ini beberapa kali dengan mengandaikan kartu-kartu itu sebagai slide yang ditayangkan dilayar. c. Grafik Grafik menampilkan sajian visual data angka-angka. Ada 4 macam grafik utama yaitu : 1. Grafik batang Grafik batang dapat di gunakan pada siswa SD dan SLTP. Grafik ini di buat dengan menggunakan batang sebagai gambaran kelompok data secara fertikal atau horizontal. 2. Grafik garis Merupakan grafik yang paling tepat dan paling sering di gunakan untuk melukiskan kecendrungan atau membandingkan dan menghubungkan dua kelompok data. 3. Grafik lingkaran Salah satu penggunaan khusus grafik lingkaran adalah untuk menggambarkan informasi mengenai porsi (alokasi) penggunaan dana yang tersedia. 4. Grafik gambar Merupak bentuk alternatif dari grafik batang dimana serangkaian gambar sederhana di gunakan untuk melukiskan nilai. d. Transparansi Transparansi merupakan gambar/film besar yang diproyeksikan oleh penyaji (guru) untuk memvisualisasikan konsep, proses, faksa, statistik, kerangka outline, atau ringkasan didepan kelompok kecil atau kelompok besar. Tehnik pembeutan transparansi dapat digolongkan kedalam teknik pembuatan langsung dan teknik tidak langsung. Pembuatan tranparansi langsung secara manual merupakan cara paling murah dan sederhana, yaitu dengan lamgsung menggambar (membuat visual dalam format yang diinginkan) diats lembaran transparansi dengan spidol kusus. Tehnik tidak langsung adalah memindahkan gambar atau bentuk visual yang sudah ada atau yang telah dipersiapkan pada bahan lain dengan cara membuat kopinya terlebih dahulu. Ada beberapa cara pembuatan transparansi tidak langsung, yaitu transfer tempel, transfer kopi, transfer kimiawi, dan transfer elektronik. Transfer sampel proses transfer tempel menggunakan huruf dan simbol serta grafis yang terdapat di pasaran dengan berbagai merek dagang seperti 3-M, mecanorma, atau Letraset. Rugos merupaka huruf gosok produksi dalam negeri yang cukup baik kualitasnya. Transfer kopi. Dilakukan dengan cara menkopi transparansi yang sudah tersedia atau bahan visual yang dirancangkan secara khusus diatas kertas biasa semakin jelas hasil rancangan diatas kertas semakin terang hasil kopinya diatas transparansi. Transfer kimiawi. Cara klasik yang digunakan dalam proses transfer kimiawi adalah proses “diazo”. Proses ini memerlukan film diazo yang peka terhadap cahaya ultraviolet, lampu sorot yang mengandung ultraviolet atau sinar matahari, amonik 28 %, kaca penjepit, dan stoples atau tabung kaca untuk penguapan film dengan amoniak. Transfer elektronik. Teknik yang dewasa ini semakin tersedia adalah melalui komputer. Pembuatan transparansi dengan sistem komputer memerlukan perangkat komputer dengan ploter atau printer induk atau laser. Sumber Referensi: Arsyad Azhar.2013.Media Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo Persada. Website :

MEDIA BERBASIS KOMPUTER DAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER SERTA INTERACTIVE VIDEO

MEDIA BERBASIS KOMPUTER DAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER SERTA INTERACTIVE VIDEO A. Pengertian Media Berbasis Komputer Pada tahun 1964, seorang ahli psikologi dari aliran behaviorisme yang ternama. B.F. Skiner menciptakan pembelajaran terprogram (berprograma) atau programmed instruction. Sistem pembelajaran terprogram memungkinkan interaksi siswa dengan siswa dan interaksi siswa dengan guru yang dilakukan secara langsung, tetapi melalui program yang bisa berbentuk tulisan, rekaman radio, film, mesin mengajar dan sebagainya. Prinsip yang digunakan sejalan dengan prinsip belajar yang dikembangkannya, yaitu conditioning operan, adalah siswa belajar melalui serangkaian stimulus-respon dan dalam programa itu respon dari suatu stimulus (pertanyaan) ditemukan sendiri oleh siswa. Dalam program ini diberikan “kunci jawaban” yang bisa diperiksa siswa setelah merespon, sehingga siswa mengetahui apakah responnya benar atau salah. Program yang dikembangkan oleh Skinner itu di kenal dengan Program Linier. Program linier ini dapat pula bercabang (branching). Model-model pembelajarn terprogram, baik program linier maupun branching inilah yang sangat mewarnai pengembangan perangkat lunak dalam sistem pembelajaran berasaskan komputer. Pada umumnya dalam bidang pendidikan, penggunaan teknologi berbasis komputer merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor, di mana informasi atau materi yang disampaikan disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan. Berbagai jenis aplikasi teknologi komputer dalam pendidikan umumnya dikenal dengan istilah ”Computer Asissted Instruction (CAI)” atau Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)”. Dalam pembelajaran berbantuan komputer, peserta didik berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Interaksi antara komputer dengan peserta didik ini terjadi secara individual, sehingga apa yang dialami oleh seorang peserta didik akan berbeda dengan apa yang dialami oleh peserta didik yang lainnya. Pembelajaran dengan berbantuan komputer”Computer Assisted Instruction” (CAI) telah dikembangkan akhir-akhir ini dan telah membuktikan manfaatnya untuk membantu guru dalam mengajar dan membantu peserta didik dalam belajar. Komputer dapat sekaligus membantu puluhan peserta didik dan di masa yang akan datang, diharapkan dapat membantu ribuan peserta didik sekaligus. Criswell (Munir, 2001) mendefinisikan CAI (Computer Assisted Instruction) sebagai penggunaan komputer dalam menyampaikan bahan pengajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif serta membolehkan umpan balik. Disamping sebagai CAI pemanfaatan komputer dapat berupa CBI (Computer Based instruction) yaitu Pembelajaran Berbasis Komputer. Dalam pemanfaatan komputer sebagai CBI ini terdapat 4 model yaitu: 1. Drill and practice Jenis latihan dan praktik sangat banyak digunakan dikelas. Program latihan dan praktik harus dikombinasikan/disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan kebutuhan pembelajaran. Tingkat kesulitan tertentu menuntut latihan pula. Program ini juga menyediakan penguatan (reinforcement) baik visual maupun auditif, agar minat dan perhatian siswa terus terpelihara sepanjang latihan dan praktik. Jika siswa menjawab salah maka perlu dibantu sesuai dengan urutan pelajaran. 2. Tutorial Program tutorial, memperkenalkan materi pelajaran baru kepada siswa dan kemudian ditindaklanjuti dengan latihan dan praktik. Program ini umumnya menyediakan tes awal dan tes akhir berkenaan dengan materi yang disampaikan. Program ini juga digunakan untuk pengayaan pelajaran atau membantu siswa yang tidak hadir dalam pada pelajaran tertentu.program tutorial juga digunakan sebagai reviw terhadap pelajaran yang disampaikan sebelumnya guna mengecek pemahan dan retensi konsep-konsep. 3. Simulasi Situasi-situasi kehidupan nyata disajikan kepada siswa, menyusun garis besar perangkat kondisi-kondisi yang saling berkaitan. Kemudian siswa membuat keputusan dan menentukan konsekuensi dari keputusan yang dibuatnya, misalnya isu-isu politik, keluarga dll. 4. Computer manajemen instruction. Program ini menyediakan cross-referencing dengan program-program lainnya dalam rangka perluasan latihan dan pemberi bantuan dan juga digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi administratif yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi siswa, database buku/e-library, kegiatan administratif sekolah seperti pencatatan pembayaran, kuitansi dll. Program pembelajaran dengan menggunakan computer dapat dikembangkan pada kurikulum atau sebagaian besar daerah kulikuren. Sebagai contoh penerapanya adalah: 1. Pemahaman bacaan 2. Pengembangan perbendaharaan bahasa 3. Penempatan tanda 4. Penulisan paragraph 5. Orerasi aritmatika 6. Konsep-konsep moneter 7. Membaca peta 8. Data sejarah 9. grafik Pembelajaran Berbasis Komputer bersifat individual learning (pembelajaran individual), dan mastery learning (belajar tuntas). Pembelajaran Berbasis Komputer dilaksanakan pada laboratorium komputer yang ada di sekolah. Dibalik kehandalan komputer sebagai pembelajaran terdapat beberapa persoalan yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan awal bagi pengelola pengajaran berbasis komputer: 1. Perangkat keras -dan lunak- yang mahal dan cepat ketinggalan jaman 2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat yang dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan ketinggalan zaman. 3. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendamping guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati dengan pembuatan modul pendamping yang menjelaskan penggunaan dan pengoperasian program. B. Pengertian Multimedia Berbasis Komputer Dan Interactive Video 1. Pengertian Multimedia Berbasis Komputer Pada media visual dan audio yang dipergunakan oleh individu secara beragam. Sistem multimedia ini secara umum merujuk pada beberapa kombinasi dari dua atau lebih bentuk media yang terintegrasi terhadap bentuk sebuah program pembelajaran atau sistem informasi. Sistem multimedia komputer ini menggabungkan komputer sebagai sebuah rencana atau tujuan pertunjukkan, alat manajemen, dan atau sumber teks, gambar, grafik, dan suara. Selebihnya, informasi yang mewakili secara sederhana dalam bentuk yang beragam ini, mereka menyatukannya ke dalam sebuah program yang terstruktur, dimana tiap elemen melengkapi elemen yang lain, sehingga keseluruhannya menjadi lebih besar dari jumlah dalam bagian-bagiannya. Istilah multimedia yang ditemukan tahun 1950 dan menggambarkan kombinasi awal dari gambar-gambar yang beragam dan menampilkan media gerak (melalui demo live) untuk efek pendidikan tinggi. Hal tersebut merefleksikan sebuah metodologi yang dinamakan “pendekatan multimedia” atau “pendekatan media silang”, yang didasarkan pada prinsip bahwa sebuah keberagaman dari media audio visual dan pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan bahan pembelajaran lain bersifat tumpang tindih dan menguatkan kembali nilai satu sama lain. Hal tersebut telah diadopsi dalam hubungan dengan komputer untuk menunjuk pada kombinasi suara dan gambar yang disimpan pada tujuan-tujuan yang berbeda serta menggabungkannya melalui perangkat lunak komputer ke dalam sebuah program interaktif. Sejak awal penggunaan rancangan kombinasi media sederhana ini telah memahami bahwa siswa secara individu menanggapi secara berbeda dalam sumber-sumber informasi yang beragam maupun dalam metode pembelajarannya, sehingga kesempatan dari pencapaian seorang individu bertambah ketika sebuah keragaman media digunakan. Sistem multimedia juga berupaya untuk meniru lebih dekat kondisi dengan pembelajaran dunia nyata, yakni sebuah dunia dari multi indera, “pengalaman semua-dalam sekali”. Sistem multimedia dapat menyediakan sebuah program struktur dari pengalaman belajar individu dan kelompok dengan titik berat yang khusus pada aspek keterlibatan multisensory. Sebagaimana sistem pembelajaran lain, beberapa fungsi harus disediakan ; presentasi informasi, interaktif guru-siswa, dan akses terhadap sumber-sumber belajar. Sistem multimedia yang beragam ini berbeda-beda dalam hal pengalaman yang menyangkut kualitas dan kuantitatif yang ditawarkan pada tiap area-area ini. 2. Pengertian Interaktif Video Interaktif video berbasis komputer menciptakan sebuah suasana belajar multimedia yang menekankan kepada fitur-fitur antara video dan pengajaran yang dibantu ole komputer. Interaktif video adalah sistem pengantar pendidikan dimana materi video yang sudah direkam video disajikan di bawah kontrol komputer kepada siswa (yang melihat) yang tidak hanya melihat dan mendengar suara tetapi juga membuat respon secara aktif. Dengan respon-respon tersebut mempengaruhi kepada tampilan dan skuen/urutan kejadian. Interaktif video disajikan melalui video kaset, video disc, atau compact disk. Gabar dapat disajikan pada grak cepat dan gerak lambat (slow moustent) atau dari satu bingkai ke bingkai yang lain (seperti pada slide atau film streep). Sedangkan audio pada video disk mungkin menggunakan dua suara yang berbeda dan berpisah sehingga memungkinkan dua narasi yang berbeda untuk setiap perubahan tampilan. Berbagai macam tingkat interaktif tersedia bermulai dari video linear yang esensial hingga beberapa sistem pembelajaran yang tertuju secara penuh kepada siswa. Tujuan dari kebanyakan pembuat video interaktif yaitu menyediakan pembelajaran interaktif dengan respon yang terkendali dihiasi fitur yang memilki pertanyaan langsung ada feedback atu umpan balikdan sub-sub yang ada dalam materi pembelajaran sebagai tambahan rekapan tanggapan dari siswa dapat digunakan sebagai tindak lanjut. Sekarang ini dengan pengenalan terhadap hypermedia membuat lebih mudah mempersiapkan interaktif multimedia yang dibuat guru atau siswa. Sangat mudah untuk membuat atau mempersiapkan hypermedia stack yang dibuat dengan skreep yang spesifik dan dapat diaktifkan dengan video disk player. Siswa-siswa menemukan jalan yang inovatif untuk pembelajaran mereka. Inti sistem video interaktif adalah komputer yang menyediakan kecerdasan dan keinteraktifan yang dibutuhkan. Komputer dapat memeriintah video player untuk menyajikan audio dan video informasi dan menunggu tanggapan siswa dan merujukan kepada poin yang sesuai dalam program pembelajaran berdasarkan dari tanggapan. Pelajar berkomunikasi dengan program pembelajaran dengan merespon stimulus yang ditampilkan dalam bentuk video, visual dan verbal di monitor. Alat-alat penginput seperti keyboard, keypad, bolpent sensor cahaya, pembaca barkot,screen dan mouse. Sangat berarti dalam merespon walaupun 12-inch adalah format penyimpanan video yang paling populer saat ini, video kaset masih tetap digunakan untuk beberapa program biaya yang dibutuhkan untuk memepersiapkan video disk semakin murah. Hal ini membuat guru-guru kelas untuklebih tertarik untuk menggunakan video disk. Sebuah motivator menampilkan dan sebuah suara dari sumber video hal itu bisa juga menampilkan output software komputer; yang mana terdapat tulisan-tulisan, gambar atau efek suara. Dikebanyakan sistem output komputer menutup gambar video. Alat untuk menampilkan menyediakan jalan / hubungan antara komputer dengan video player dan mengijinkan keduannya untuk berkomunkasi. Melalui alat ini komputer dapat mengkontrol jumlah atau durasi video yang diberikan kepada siswa. Referensi : Kartianto, Mardevin: 27 Desember 2014. Makalah-Multimedia-Berbasis-Komputer-.(Online), (http://warnet178meulaboh.blogspot.co.id/2013/04/makalah-multimedia-berbasis-komputer.html diakses 23 Maret 2016) Sudrajat, Akhmad: 5 Mei 2011. Pembelajaran-Berbasis-Komputer-.(Online), (https://firdhanramadhansmart.wordpress.com/2011/05/05/pembelajaran-berbasis-komputer/, diakses 23 Maret 2016) Arsyad, Azhar.2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

PEMILIHAN MEDIA

PEMILIHAN MEDIA Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik . Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik . Seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain : (a) ia merasa sudah akrab dengan media itu- papan tulis atau proyektor transparasi, (b) ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan baik dari pada dirinya sendiri, misalnya diagram pada flip chart, atau (c) media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntutnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan teroganisasi. Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (ASSURE adalah singkatan dari Analyze leaner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilizer, Require learner response, and Evaluate). Media ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut : 1. (A) Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau perguruan tinggi, anggota organisasi pemuda, perusahaan, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya dan sosial ekonomi, serta menganalisis karakteristik khusus mereka yang meliputi antara lain pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka. 2. (S) Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, keterampilan atau sikap) yang diharapkan siswa miliki dan kuasai setelah proses belajar-mengajar selesai. 3. (S) Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, materi dan media itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga, biaya. Disamping itu, perlu pula di perhatikan apakah materi dan media itu akan mampu membangkitkan minat siswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki kualita yang baik, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi, telah terbukti efektif-jika pernah diuji cobakan dan menyiapkan petunjuk untuk berdiskusi atau kegiatan follow-up. 4. (U) Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk menggunakannya. Disamping praktik dan latihan menggunakannya, persiapan ruangan juga diperlukan seperti tata letak tempat duduk siswa, fasilitas yang diperlukan seperti meja peralatan, listrik, layar, dan lain-lain harus dipersiapkan sebelum penyajian. 4. (R) Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektivan proses belajara mengajar. Respon siswa dapat bermacam-macam, seperti mengulangi fakta-fakta, mengemukakan ikhtisar atau rangkuman informasi atau pelajaran, atau menganalisis alternatif pemecahan masalah atau kasus. Dengan demikian, siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar. 5. (E) Mengevaluasi proses belajar. Tujuan utama evaluasi disini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tuuan pembelajaran, keefektivan media, pendekatan, dan guru sendiri. Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut : 1. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang mengikuti faktor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia (manusia dan material). 2. Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pembelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, misalnya penghapalan, penerapan keterampilan, pengertian hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda, dan dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula. 3. Hambatan dari siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca, mengetik dan menggunakan komputer, dan karakteristik siswa lainnya. 4. Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan (preperensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektivan biaya. Tuntutan Isi Pelajaran Kategori Pembelajaran Indikator Perilaku Menghafal atau mengidentifikasi informasi  Menghafal Mengenal atau mengingat • Asosiasi • Daftar • Daftar berurut • Daftar asosiasi Menunjukan suatu keterampilan pada kondisi yang beragam  Menerapkan keterampilan Mengidentifikasi/mengelompokkan • Konsep menghasilkan/menunjukan • Prosedur memperkirakan/menyelesaikan • prinsip Menggunakan pengetahuan kognitif khusus yang kompleks untuk penyelesaian atau perkiraan  mengerti hubungan-hubungan Membandingkan/mengontraskan;menganalisis jenis/bagian-bagian;menggunakan nalar Menunjukan sesuatu keterampilan yang digunakan dalam beberapa domain isi yang berbeda  Berfikir tingkat lebih tinggi Problem-solving: • Analisis • Sintesis • Evaluasi Strategi belajar 5. pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula : a. Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (siswa dan/audio) b. Kemampuan mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio, dan kegiatan fisik) c. Kemampuan mengakomodasikan umpan balik. d. Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama). Misalnya, untuk tujuan belajar yang melibatkan penghafalan. 6. Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam. Dengan penggunaan media yang beragam, siswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang paling efektif sesuai dengan kebutuhan belajar mereka secara perorangan. Penyajian Informasi/stimulus Latihan/Tes Utama Sekunder Utama Sekunder Guru/instruktur Proyektor transparansi Komputer Pengawas Tape-recorder Media cetakan/buku teks/gambaran lepas Guru/instruktur Bimbingan sejawat Kertas/lembar kegiatan/kartu bantu Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut : 1. Motivasi Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran itu. 2. Perbedaan individual Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan persiapan siswa untuk belajar. 3. Tujuan pembelajaran Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran. 4. Organisasi isi Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urut-urutan yang bermakna. Dengan cara seperti ini dalam pengembangan dan penggunaan media, siswa dapat dibantu untuk secara lebih baik mensintesis dan memadukan pengetahuan yang akan dipelajari. 5. Persiapan sebelum belajar Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus ditunjukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa. 6. Emosi Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih dan kesenangan. 7. Partisipasi Partisipasi artinya kegiatan mental atau fisik yang terjadi di sela-sela penyajian materi pelajaran. Dengan partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu. 8. Umpan Balik Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. 9. Penguatan (reinforcement) Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku di masa-masa yang akan datang. 10. Latihan dan pengulangan Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan itu sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks. 11. Penerapan Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Kriteria Pemilihan Seperti telah di uraikan di atas,kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem intruksional secara keseluruhan. Untuk itu ,ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media. 1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,efektif dan psikomotor. Tujuan ini dapat di gambarkan dalam bentuk tugasyang harus dikerjakan /dipertunjukan oleh siswa seperti menghafal,melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat,melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan,dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi. 2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta,konsep,prinsip,atau generalisasi. Media yang berbeda,misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda,dan oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif,media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Televisi,misalnya,tepat untuk mempertunjukan proses dan transformasi yang memrlukan manipulasi ruang dan waktu 3. Praktis,luwes,dan bertahan.Jika tidak tersedia waktu,dana,atau sumber daya lainnya untuk memproduksi,tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada,mudah diperoleh,atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah di pindahkan dan di bawa ke mana-mana. 4. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun media itu,guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparansi (OHP), Proyektor slide dan film,komputer,dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar. 5. Penggelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar,kelompok sedang,kelompok kecil,dan perorangan 6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.Misalnya,visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang di tonjolkan MEDIA Tujuan/ Tugas/ Isi GURU INSTRUKTUR CETAK TRANSPARANSI SLIDE GAMBAR ILUSTRASI AUDIO-TAPE VIDIO KASET RADIO FILM KOMPUTER SIMULASI VIDIODISC PERMAINAN TELEVISI Sifat Tugas *Menghafal v v v v v v v *Memerlukan prosedur fisik v v v v v v v v v v v v v *Memerlukan penerapan prinsip-prinsip v v v v v v v v v v v *Pemahaman konsep-konsep dan hubungan-hubungan v v v v v v v v v v v *Memerlukan pemikiran tingkat lebih tinggi v v v v v v v v v MEDIA Tujuan/ Tugas/ Isi GURU INSTRUKTUR CETAK TRANSPARANSI SLIDE GAMBAR ILUSTRASI AUDIO-TAPE VIDIO KASET RADIO FILM KOMPUTER SIMULASI VIDIODISC PERMAINAN TELEVISI Sifat RESPONT *Memerlukan Respon Lisan v v v v v v v *Memerlukan peralatan teknis v v v v v v v v v v v v v *Suara penting untuk mempelajari/menguasai tugas v v v v v v v v v KONTEKS PEMBELAJARAN *Memerlukan revisi dan update v v v v v v v *Kelompok Besar (50) v v v v v v v v v *Kelompok Kecil (2-!0) v v v v v v v v v v v v v *Latihan/Tutor Perorangan v v v v v v v v v v v