Kamis, 24 Oktober 2013

Psikologi Sosial

Metode Ilmiah Psikologi metode ilmiah yang menunjukkan pada jawaban apa dan mengapa yang telah kita pahami. Banyak orang yang mengalami kebahagiaan dan ganjaran kehidupan, seperti perasaan kebermaknaan hidup, ketenangan pikiran, cinta sejati dan masih banyak lagi. Orang-orang dapat mengetahui kapan mereka bahagia ataupun tidak, dengan menggunakan ekspresi kebahagiaan apa yang mungkin menjadi pengalaman kehidupan manusia. Jadi, pengalaman kebahagiaan bukan berarti merusak kebahagiaan itu, tetapi memberikan warna dan memperbaiki kehidupan untuk lebih baik. Pemahaman yang jelas dari ilmu pengetahuan dengan mengetahui apa dan mengapa artinya pendekatan ilmiah dan pentingnya kolaborasi mempelajari metode ilmiah. Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya. Definisi Metode Ilmiah,Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.” B. Pendekatan Ilmiah Pusat pendekatan ilmiah adalah empat sikap : 1. Rasa ingin tahu paling penting adalah rasa kringintahuan (curious). Ilmuwan memperhatikan hal-hal di dunia dan ingin mengetahui apa itu dan mengapa seperti itu. 2. Skeptis meragukan hal-hal yang orang lain terima apa adanya. Ras dapat memengaruhi IQ seseorang 3. Objektivitas menggunakan metode empiris yaitu berasal dari pengamatan berbagai peristiwa dengan penalaran logis. Menjadi objektif sebagai melihat hal-hal apa adanya. 4. Kesediaan untuk berfikir kritis berfikir reflektif, produktif, dan mengevaluasi bukti untuk mengetahui bagaimana sebuah gagasan benar-benar mendukung. C. Langkah- Langkah dalam Metode Ilmiah 1. Mengamati sejumlah gejala Aspek penting dari pengonseptualisasian sebuah masalah penelitian adalah menghasilkan cara kongkret.definisi operasional menghapus beberapa kebingungan dal ketidakmenentuan yang mungkin berkeliaran di dalam pikiran kita. Kuesioner meliputi item-item, seperti “kondisi hidup saya sempurna”. Keberhasilan finansial hanya memiliki keterkaitan lemah dengan kebahagiaan. 2. Merumuskan hipotesis dan dugaan Hipotesis adalah gagasan yang muncul secara rasional dari sebuah teori. Manusia cenderung merasa dirinya puas ketika hidup mengenai 3 kebutuhan : keterhubungan, otonomi, dan kompeten. 3. Menguji melalui penelitian empiris Empiris adalah mengumpulkan dan menganalisis data. Pengumpulan data sesuai dengan penelitian yang digunakan dan partisipan. 4. Menarik kesimpulan Penelitian ilmiah menghasilkan hasil yang konsisten dan dapat direproduksi. 5. Mengevaluasi kesimpulan Mengubah cara berfikir kita dari hasil gagasan baru. E. Kriteria Metode ilmiah 1. Berdasarkan fakta 2. Bebas dari prasangka 3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa 4. Menggunakan hipolesa 5. Menggunakan ukuran objektif 6. Menggunakan teknik kuantifikasi. DAFTAR PUSTAKA www.kuliahpsikologi.com http://sitirobiatunnuroniyah.blogspot.com/2012/10/metode-ilmiah-psikologi.html KONSEP DAN DEVINISI KELOMPOK Devinisi kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,mengenal satu sama lain,dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga,kelompok diskusi,kelompok pemecah masalah,atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Ada beberapa para ahli yang memberikan definisi tentang kelompok,antara lain : Menurut Hernert Smith bahwa “ kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu,yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi. Menurut DeVito (1997) kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Menurut Hornby,A.S (1973:441) berpendapat bahwa kelompok adalah sejumlah orang atau benda yang berkumpul atau ditempatkan secara bersama-sama atau secara alamiah berkumpul. Menurut Webster (1989:425),mengatakan bahwa kelompok adalah sejumlah orang atau benda yang bergabung secara erat dan menganggap dirinya sebagai suatu kesatuan Sherif (1962),berpendapat kelompok adalah unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai hubungan saling ketergantungan satu sama lain sesuai dengan status dan perannya secara tertulis atau tidak mereka telah mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya.. Slamet Santosa (1992:8),’Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”. Selain itu karakteristik kelompok adalah 1). Adanya interaksi, 2). Adanya struktur, 3). Kebersamaan, 4). Adanya tujuan, 5). Ada suasana kelompok, 6). Dan adanya dinamika interdependensi. Oleh sebab itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok adalah unit komunitas yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki suatu kesatuan tujuan dan pemikiran serta integritas antar anggota yang kuat. Dalam konteks perpektif kelompok holistic berpendapat bahwa kelompok tersebut harus sesuai dengan pandangan gestalt sebagai suatu sistem kesatuan yang tidak dapat dipisahkan serta mudah dipahami dengan dilakukannya pengujian tersebut. Gestalt berpendapat bahwa dalam kelompok keseluruhan itu lebih besar daripada bagian. Kelompok tidak bisa dipahami hanya dengan melihat kualitas dan karakteristik tiap anggota saja. Lewin mengembangkan sebuah teori medan bahwasanya perilaku harus digunakan dalam kedua fungsinya yaitu sebagai karakteristik pribadi individu dan karakteristik lingkungan Macam-Macam Kelompok Dalam masyarakat dikenal beberapa jenis atau macam kelompok yaitu : Asosiasi Asosiasi merupakan kelompok yang memenuhi tiga kriteria tersebut. Suatu asosiasi atau organisasi formal terdiri atas orang-orang yang memiliki kesadaran akan kesamaan jenis,ada hubungan sosial di antara warga kelompok dan organisasi. Kelompok Sosial Kelompok sosial adalah kelompok yang para anggotanya memiliki kesadaran akan kesamaan jenis serta hubungan sosial di antara warganya,tetapi tidak mengenal organisasi. Kelompok Kemasyarakatan Kelompok kemasyrakatan merupakan kelompok yang berisi orang-orang yang memiliki kesadaran jenis saja,tidak ada hubungan sosial di antara orang-orang tersebut maupun organisasi. Kelompok Statistik Kelompok Statistik merupakan kelompok yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kesamaan jenis,tetapi tidak memiliki satu pun dari tiga kriteria kelompok. Berbagai macam kelompok/asosiasi dalam masyrakat yaitu : In group-Out group In group(kelompok dalam)Merupakan kelompok sosial dimana di antara anggota-anggotanya saling simpati dan mempunyai perasaan dekat satu dengan lainnya.Outgroup(kelompok luar) ialah kelompok yang berada diluar suatu kelompok yang di tandai oleh adanya antagonisme prasangka atai antipati. Demikian dikemukakan oleh W.G.Sumner (1940). Kelompok primer dan kelompok sekunder Klasifikasi ini dikemukakan oleh C.H.Colley(1909).Kelompok primer dan kelompok sekunder dibedakan berdasarkan ada tidaknya ciri saling mengenal atau kerjasama yang erat dan bersifat personal di antara anggota-anggotanya. Kelompok dengan ciri demikian disebut kelompok primer,dan yang tidak disebut kelompok sekunder. Kelompok Formal dan Kelompok Informal Klasifikasi ini dikemukakan oleh Van Doorn dan Lammers(1964). Kelompok formal merupakan kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan. Sedangkan Kelompok Informal merupakan kelompok yang dibangun berdasarkan hubungan-hubungan yang bersifat personal dan tidak ditentukan oleh aturan-aturan yang resmi. Kelompok Organik dan Kelompok Mekanik Klasifikasi ini dikemukakan oleh Emmile Durkheim didasarkan pada ada tidaknya pembagian kerja dalam kelompok. Didalam kelompok organik terdapat pembagian kerja yang rinci dan tugas di antara anggota-anggotanya,Sedangkan Pada kelompok mekanik tidak terdapat pembagaian kerja. Ada tidaknya pembagian kerja ini menimbulkan pula sifat solidaritas antar anggota yang berbeda. Pada kelompok organik terdapat solidaritas organik,dan dalam kelompo0k mekanik terdapat solidaritas mekanik. Membership dan Reference group Klasifikasi ini dikemukakan oleh Robert K.Merton. Membership group merupakan kelompok dengan anggota-anggota yang tercatat secara fisik sebagai anggota. Sedangkan Reference group merupakan kelompok acuan. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok B. Ada beberapa para ahli yang memberikan definisi tentang kelompok, antara lain sebagai berikut: 1. Menurut Hernert Smith bahwa “kelompok adalah suatu uni yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”. 2. Menurut DeVito (1997) kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya. 3. Menurut Joseph S. Roucek Suatu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang diantara mereka terdapat beberapa pola interasi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan. 4. Menurut Mayor Polak Kelompok sosial adalah satu group, yaitu sejumlah orang yang ada antara hubungan satu sama lain dan hubungan itu bersifat sebagai sebuah struktur. 5. Menurut Wila Huky Kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi. 6. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran konsep lain yang diajukan Merton ialah konsep kategori sosial. 7. Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung. 8. Menurut Bonner (1959) : kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan individu yang lain. 9. Menurut Stogdill (1959) : kelompok adalah satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut. 10. Menurut Smith (1945) : kelompok adalah satu unit yang terdiri dari sejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang kesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat dan bertingkah laku dengan cara yang sama terhadap lingkungan. C. Karakteristik Kelompok 1. Karakteristik Umum Kelompok Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran.Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.  Karakteristik Kelompok: Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu. 1. Terdiri dari 2 orang atau lebih 2. Adanya interaksi yang terus menerus 3. Adanya pengembangan identitas kelompok 4. Adanya norma – norma kelompo 5. Adanya diferensiasi peran 6. Peran yang saling tergantung 7. Produktivitas bertambah atau meningkat 8. Saling membagi tujuan yang sama D. Tahapan Pembentukan Kelompok Tahap-tahap Pembentukan Kelompok 1. Tahap 1 – Forming Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain. 2. Tahap 2 – Storming Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus merka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa kelompok yang mandek pada tahap ini. Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bias saja menyakitkan bagi anggota kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada. 3. Tahap 3 – Norming Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelmpok. 4. Tahap 4 – Performing Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam berkomunikasi. Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak diambil oleh kelompok. 5. Tahap 5 – Adjourning dan Transforming Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami perubahan (transforming). Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada perubahan anggota kelompok. E. Kekuatan Team Work Teamwork disini artinya kemampuan bekerjasama untuk menuju satu visi yang sama dan hal ini hal ini hanya akan terbangun jika setiap individu dan unit kerja di dalam perusahaan menyadari bahwa mereka tidak mungkin mampu mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri. Tiap individu atau tiap unit memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi, dalam teamwork yang efektif, tujuan masing-masing kelompok akan muncul sebagai target bersama dan menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya secara positif. Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid dibutuhkan beberapa syarat : 1. Jangan bersikap individualistis. Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan. 2. Berikan kontribusi Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan. 3. Bersikap fleksibel Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi ‘learning community’ artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan. 4. Komunikasi Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya. 5. Komitmen Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin. 6. Kepercayaan dan Saling Menghargai Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. 7. Patuhilah Pemimpin Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah. Suatu kelompok dapat dinamakan kelompok sosial, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut 1. Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain. (menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama 2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain (akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat) 3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing. 4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok memiliki struktur. Struktur kelompok ini dapat memengaruhi tingkah laku individu yang menjadi anggotanya atau individu lain di luar kelompok. Terdapat 6 Struktur kelompok, terdiri dari peran, status, jenjang komunikasi, norma, kohesivitas dan sosialisasi kelompok Berikut ini akan dibahas 2 struktur terlebih dahulu: peran dan status. 1. Peran Yang dimaksud peran adalah serangkaian tingkah laku yang dijalankan dan atau diharapkan dijalankan oleh anggota kelompok yang memiliki posisi tertentu di dalam kelompok sehingga membedakan ia dari anggota lain yang memiliki posisi yang berbeda. 2. Status Status terbentuk karena adanya perbedaan peran di dalam kelompok. Ada peran-[eran yang pemegangnya lebih dihormati dibandingkan yang lain. Berarti pemegang peran itu memiliki status yang lebih tinggi daripada yang lain, misalnya pemimpin. Status mengindikasikan bahwa di dalam kelompok ada hierarki (Vaughan dan hogg, 2005). Ada anggota kelompok yang lebih tinggi statusnya dan ada yang lebih rendah. KEPENTINGAN KELOMPOK A. Pengertian Kelompok Sosial Secara sosiologis pengertian kelompok sosial adalah suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Disamping itu terdapat beberapa definisi dari para ahli mengenai kelompok sosial. Menurut Josep S Roucek dan Roland S Warren kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia, yang diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan. B. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial Menurut Abdul Syani, terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama. Manusia membutuhkan komunikasi dalam membentuk kelompok, karena melalui komunikasi orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh pisikologis. secara timbal balik. Ada dua hasrat pokok manusia sehingga ia terdorong untuk hidup berkelompok, yaitu: 1. Hasrat untuk bersatu dengan manusia lain di sekitarnya 2. Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya C. Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama dan saling berinteraksi. Untuk itu, setiap himpunan manusia agar dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan. 2. Ada kesamaan faktor yang dimiliki anggota-anggota kelompok itu sehingga hubungan antara mereka bartambah erat. Faktor-faktor kesamaan tersebut, D. Macam-Macam Kelompok Sosial a. Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok Menurut George Simmel, besar kecilnya jumlah anggota kelompok akan memengaruhi kelompok dan pola interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Dalam penelitiannya, Simmel memulai dari satu orang sebagai perhatian hubungan sosial. b. Berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok Derajat interaksi ini juga dapat dilihat pada beberapa kelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial seperti keluarga, rukun tetangga, masyarakat desa, akan mempunyai kelompok yang anggotanya saling mengenal. c. Berdasarkan kepentingan dan wilayah Sebuah masyarakat setempat merupakan suatu kelompok sosial atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu. Sedangkan asosiasi adalah sebuah kelompok sosial yang dibentuk untuk memenuhi kepentingan tertentu. d. Berdasarkan kelangsungan kepentingan Adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya sebuah kelompok sosial. Suatu kerumunan misalnya, merupakan kelompok yang keberadaannya hanya sebentar karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama. Namun, sebuah asosiasi mempunyai kepentingan yang tetap. e. Berdasarkan derajat organisasi Kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi seperti negara, TNI, perusahaan dan sebagainya. Namun, ada kelompok sosial yang hampir tidak terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan. Secara umum tipe-tipe kelompok sosial adalah sebagai berikut. 1. Kategori statistik, yaitu pengelompokan atas dasar ciri tertentu yang sama, misalnya kelompok umur. 2. Kategori sosial, yaitu kelompok individu yang sadar akan ciri-ciri yang dimiliki bersama, misalnya PBSI.(Persatuan sepak bola seindonesia) 3. Kelompok tidak teratur, yaitu perkumpulan orang-orang di suatu tempat pada waktu yang sama karena adanya pusat perhatian yang sama. Misalnya, orang yang sedang menonton sepak bola. 4. Organisasi Formal, yaitu kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu. 1. Kelompok Sosial dipandang dari Sudut Individu Pada masyarakat yang kompleks, biasanya setiap manusia tidak hanya mempunyai satu kelompok sosial tempat ia menjadi anggotanya. Namun, ia juga menjadi anggota beberapa kelompok sosial sekaligus. Terbentuknya kelompok-kelompok sosial ini biasanya didasari oleh kekerabatan, usia, jenis kelamin, pekerjaan atau kedudukan. Keanggotaan masing-masing kelompok sosial tersebut akan memberikan kedudukan. Namun yang perlu digarisbawahi adalah sifat keanggotaan suatu kelompok tidak selalu bersifat sukarela, tapi ada juga yang sifatnya paksaan. Misalnya, selain sebagai anggota kelompok di tempatnya bekerja, misal nya salah seorang anggota masyarakat, anggota perkumpulan bulu tangkis,dll 2. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group) Menurut Charles Horton Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga. Oleh karena itu hubungan sosial di dalam kelompok primer berisfat informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total yang mencakup berbagai aspek pengalaman hidup seseorang. Di dalam kelompok primer, seperti: keluarga,atau sejumlah sahabat, hubungan sosial cenderung bersifat santai. Para anggota kelompok saling tertarik satu sama lainnya sebagai suatu pribadi. Mereka menyatakan harapan-harapan, dan kecemasan-kecemasan, berbagi pengalaman,dan saling memenuhi kebutuhan akan keakraban sebuah persahabatan. 3. Paguyuban Konsep paguyuban dan patembayan dikemukakan oleh Ferdinand Tonnies. Pengertian paguyuban adalah suatu bentuk kehidupan bersama, di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah, serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya. Di dalam setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu di antara tiga tipe paguyuban berikut. 1. Paguyuban karena ikatan darah ,atau paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya keluarga dan kelompok kekerabatan. 2. Paguyuban karena tempat , yaitu suatu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong-menolong. Misalnya kelompok arisan, rukun tetangga. 3. Paguyuban karena jiwa pikiran, yaitu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa, pikiran, dan ideologi yang sama. Ikatan pada paguyuban ini biasanya tidak sekuat paguyuban karena darah atau keturunan. Sebaliknya, patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka serta strukturnya bersifat mekanis seperti sebuah mesin. Bentuk terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang bersifat timbal balik. Misalnya, ikatan perjanjian kerja, birokrasi dalam suatu kantor, perjanjian dagang, dan sebagainya. 4. Formal Group dan Informal Group Menurut Soerjono Soekanto, formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya. Kriteria rumusan organisasi formal group merupakan keberadaan tata cara untuk mengkordinir usaha-usaha demi tercapainya tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat khusus. Organisasi biasanya ditegakkan pada landasan mekanisme Misalnya, sekolah terdiri atas beberapa bagian, seperti kepala sekolah, guru, siswa, orang tua murid, bagian tata usaha dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan pengertian informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali. Dasar pertemuan-pertemuan tersebut adalah kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama. Misalnya klik , yaitu suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar. Klik tersebut ditandai dengan adanya pertemuan-pertemuan timbal balik antaranggota yang biasanya hanya “antarakita” saja. E. Kelompok Sosial yang Tidak Teratur 1. Kerumunan Kerumunan adalah sekelompok individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan. Ukuran utama adanya kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik. Sedikit banyaknya jumlah kerumunan adalah sejauh mata dapat melihat dan selama telingan dapat mendengarkannya. Kerumunan tersebut segera berakhir setelah orang-orangnya bubar. Oleh karena itu, kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara . F. Masyarakat Setempat (Community) Masyarakat setempat adalah suatu masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu. Faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota dibandingkan dengan interaksi penduduk di luar batas wilayahnya. Secara garis besar masyarakat setempat berfungsi sebagai ukuran untuk menggaris bawahi kedekatan hubungan antara hubungan sosial dengan suatu wilayah geografis tertentu. Akan tetapi, tempat tinggal tertentu saja belum cukup untuk membentuk suatu masyarakat setempat. Hal ini masih dibutuhkan adanya perasaan komunitas Kisi kisi Secara garis besar Kingsley Davis membedakan bentuk kerumunan menjadi: a. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial Kerumunan ini dapat dibedakan menjadi: 1) Khalayak penonton atau pendengar formal (formal audiences), merupakan kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan tujuan yang sama. Misalnya, menonton film, mengikuti kampanye politik dan sebagainya. 2) Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive group), yaitu kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut. b. Kerumunan yang bersifat sementara (Casual Crowd) Kerumunan ini dibedakan menjadi: 1) Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations). Misalnya, orang yang sedang antri tiket, orang-orang yang menunggu kereta. 2) Kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds), yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha untuk menyelamatkan diri dari bahaya. Dorongan dalam diri individu-individu yang berkerumun tersebut mempunyai kecenderungan untuk mempertinggi rasa panik. Misalnya, ada kebakaran dan gempa bumi. 3) Kerumunan penonton (spectator crowds), yaitu kerumunan yang terjadi karena ingin melihat kejadian tertentu. Misalnya, ingin melihat korban lalu lintas. c. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum Kerumunan ini dibedakan menjadi: 1) Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs), yaitu kerumunan yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. Misalnya aksi demonstrasi dengan kekerasan. 2) Kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowds), yaitu kerumunan yang hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Misalnya, orang-orang yang mabuk. 2. Publik Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, televisi, film, dan sebagainya. Alat penghubung semacam ini lebih memungkinkan suatu publik mempunyai pengikut-pengikut yang lebih luas dan lebih besar. Akan tetapi, karena jumlahnya yang sangat besar, tidak ada pusat perhatian yang tajam sehingga kesatuan juga tidak ada. 3. In-Group dan Out-Group Sebagai seorang individu, kita sering merasa bahwa aku termasuk dalam bagian kelompok keluargaku, margaku, profesiku, rasku, almamaterku, dan negaraku. Semua kelompok tersebut berakhiran dengan kepunyaan “ku”. Itulah yang dinamakan kelompok sendiri (In group) karena aku termasuk di dalamnya. Banyak kelompok lain dimana aku tidak termasuk keluarga, ras, suku bangsa, pekerjaan, agama dan kelompok bermain. Semua itu merupakan kelompok luar (out group) karena aku berada di luarnya. In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat, walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama. Pada masyarakat primitif yang masih terbelakang kehidupannya biasanya akan mendasarkan diri pada keluarga yang akan menentukan kelompok sendiri dan kelompok luar seseorang. Jika ada dua orang yang saling tidak kenal berjumpa maka hal pertama yang mereka lakukan adalah mencari hubungan antara keduanya. Jika mereka dapat menemukan adanya hubungan keluarga maka keduanya pun akan bersahabat karena keduanya merupakan anggota dari kelompok yang sama. Namun, jika mereka tidak dapat menemukan adanya kesamaan hubungan antara keluarga, maka mereka adalah musuh sehingga merekapun bereaksi. Pada masyarakat modern, setiap orang mempunyai banyak kelompok sehingga mungkin saja saling tumpang tindih dengan kelompok luarnya. Siswa lama selalu memperlakukan siswa baru sebagai kelompok luar, tetapi ketika berada di dalam gedung olahraga mereka pun bersatu untuk mendukung tim sekolah kesayangannya. Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat formal, serta didasarkan pada manfaat. Seseorang tidak berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu penting, Beberapa unsur komunitas adalah: 1. Seperasaan Unsur perasaan akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut. Akibatnya, mereka dapat menyebutnya sebagai “kelompok kami” atau “perasaan kami”. 2. Sepenanggunan Setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri memungkinkan peranannya dalam kelompok. 3. Saling memerlukan Individu yang bergabung dalam masyarakat setempat merasakan dirinya tergantung pada komunitas yang meliputi kebutuhan fisik maupun biologis. Untuk mengklasifikasikan masyarakat setempat, dapat digunakan empat kriteria yang saling berhubungan, yaitu: 1. Jumlah penduduk 2. Luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk 3. Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat 4. Organisasi masyarakat yang bersangkutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar